[caption id="attachment_333124" align="aligncenter" width="558" caption="harga sayur di australia bisa lebih mahal dari daging/ ft,doc.pri"][/caption]
Memanfaatkan Lahan Sempit Salah Satu Cara Hidup Berhemat di Negeri Orang
Memanfaatkan lahan sempit adalah merupakan salah satu cara untuk hidup berhemat dinegeri orang. Segala sesuatu yang dinegeri kita tidak perlu dipikirkan,karena sangat mudah didapat atau bisa dibeli dengan harga murah, tidak bisa diterapkan bila kita tinggal di negeri orang. Sebagai contoh sederhana adalah kebutuhan pokok untuk bahan bahan di dapur,misalnya: kunyit, sereh, daun saledri, lobak, ubidan sayur sayuran . Di Indonesia, kita tidak perlu sibuk, karena bisa diperoleh hampir disetiap warung atau abang abang yang jualan dan menjajakan dagangannya dari rumah kerumah. Harganya hanya sekian ribuan rupiah.
Tetapi di negeri orang, bahan bahan masakan ini berubah menjadi barang yang perlu jadi perhatian, karena harganya bisa beberapa kali lipat ,bila dibandingkan dengan di tanah air kita. Pada awal kami tinggal di Australia, sekali berbelanja, cukup membuat kami kaget,karena angka perbelanjaan yang cukup besar. Padahal yang dibeli “tidak ada apa apanya”. Bahkan kalau di Indonesia merupakan konsumsi masyarakat middle low atau menengah kebawah.
Contoh:
Cabe harganya berkisar antara 15 -25 dollar perkg.
Daun sereh (lemon grass)berkisar antara 1 – 1,20 dollar per potong
Ubi berkisar antara5 -6 dollar perkg
Kelapa berkisar antara2,5 -3 dollar perbutir
Jaheberkisar antara 20- 23 dollar perkg
kunyit berkisar antara 6 – 8 dollar perkg.
Daun jeruk purutberkisar antara 2 – 3 dollar per 5 lembar
Buah labuh siamberkisar antara 3 – 5 dollar perkg.
Tomatberkisar antara 4 – 5 dollar perkg.
Dalam rupiahnya, angka angka diatas ,tinggal dikalikan dengan Rp.10.000 ,-- per dolla
[caption id="attachment_333130" align="alignleft" width="516" caption="doc.pri/harga sayur bisa lebih mahal dari daging"]
Memafaatkan Lahan Sempit
Sejak itu saya mulai memanfaatkan halaman belakang rumah untuk ditanami dengan berbagai kebutuhan, termasuk pohon pisang ,pohon alvocado dan mangga.
Dalam waktu 1 tahun tanaman sudah bisa di panen .Dan sejak saat itu, keperluan untuk bumbu masak tidak perlu kami beli lagi. Dalam setiap kali berbelanja, kami sudah menghemat sekitar 10 dollar ,untuk : cabe,tomat,jahe,kunyit ,jeruk purut ,sereh,labuh siam dan ubi ubian.10 dollar memang tidak banyak, tetapi karena kami setiap 2 hari sekali berbelanja untuk kebutuhan makan6 orang dalam keluarga, maka setidaknya dalam sebulan sudah menghemat antara 15 x 10 dollar= 150 dollar.
Hal yang kelihatannya amat sepele, namun sesekali coba menghitung, berapa bisa menghemat, dalam setahun. Padahal menanam semuanya tidak perlu jadi insinyur pertanian. Cukup disirami dan diberikan tanah pupuk.
Ketika Panen Bisa Berbagi
Musim panas tahun lalu, pohon avocado yang saya tanamami 3 tahun lalu berbuah lebat. Begitu juga dengan sayur sayuran, tomat dan labuh siam. Begitu banyaknya, sehingga ,bisa kami bagikan pada tetangga dan teman teman. Kalau di Indonesia, mungkin memberikan teman sekantong sayuran dianggap sepele,tapi disini,sayuran bisa lebih mahal dari pada daging. Rata rata daging sapi disini antara 5 -7 dollar perkg. Kalau sayap ayam Cuma 2 dollar perkg,Mau masak sup tulang sapi, satu kantung isi 3 kg,= 3 dollar= 1 dollar perkg.
Tidak satu jalan menuju ke Roma.Begitu juga tidak satu jalan untuk berhemat. Salah satunya adalah dengan memanfaatkanlahan yang ada. Tidak harus ada kebun khusus.
Berkebunitu Sehat, refreshing dan sekaligus berhemat
Berkebun itu sehat, sekaligus merupakan refreshing untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif. Dan tidak kurang pentingnya, menikmati hasil kebun sendiri, ternyata jauh lebih nikmat dari pada yang dibeli di toko.
Dalam seminggu, kami makan ubi atau pisang rebus 2 atau 3 kali. Segar rasanya menikmati hasil kebun sendiri. Disamping itu ,berkebun itu sangat mengasyikkan. Ternyata jenis tomat itu sangat beragam. Ada tomat yang sebesar buah anggur ,kalau matang sangat nikmat dimakan dikebun. Atau menikmatipisang kebun sendiri,ternyata memiliki sudut sudut kebahagiaan tersendiri. Semakin melambungkan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta.
Iluka, 11 Juni, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H