Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hong Kong Tuntut Demokrasi

25 Juli 2014   09:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:17 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14062287561169405346

[caption id="attachment_335021" align="aligncenter" width="512" caption="sumber : Enoch Time"][/caption]

Hong Kong Tuntut Demokrasi

Lautan manusia memenuhi jalan jalan raya di Hong Kong dalam rangka menyampaikan tuntutanmereka ,agar terbebas dari tekanan Partai Komunis China. Diperkirakan sekitar 800.00 orang turun kejalan dan menuntut ,agarwarga Hong Kong diberikan hak masing satu suara ,untuk memilih Kandidat yang akan memimpin mereka. Karena selama initelah terjadi campur tangan Partai Komunis China ,dalam menentukan sosok yang memimpin mereka.

Hal ini merupakan lanjutan dari tuntutan mereka 10 tahun lalu, namun terkandas karena diintimidasi dengan undang undang anti subversive ,yang dikenal dengan nama:” Article 23”, yang secara langsungmaupun tidak ,telah menghilangkan hak hak mereka untuk menjadi daerah yang otonomi.

Hong Kong yang dulunya merupakan salah satu dominion dari United Kingdom, kemudianpada tahun 1997 dikembalikan kepada pemerintah China,dengan perjanjian segala sesuatu akan berjalan tanpa perubahan selama 5o tahun.

Enam Lapangan Dipenuhi Pengunjuk Rasa

Sejak pagi, warga Hong Kong meninggalkan VictoriaPark dan sudah mulai turun kejalan jalan menujuke pusat kota. Enam lapangan sepak bola dijadikan basis untuk tempat berkumpul. Kendati hujan turun sangat lebat, namun sama sekali tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap melanjutkan unjuk rasa.Kejadian ini berlangsung selama lebih kurang 4 jam sejak awal warga Hong Kong mulai meninggalkan Victoria Park dan membanjiri jalan jalan utama di Hong Kong.Menurut tokoh Hak Azasi Sipil Hong Kong,yang memimpin unjuk rasa ini, perkiraan kasarnya ,sekitar 510.000 (lima ratus sepuluh ribu) warga yang ikut bergabung .Hal ini merupakan yang terbesar di banding unjuk rasa 10 tahun lalu.

Menurut Wartawan yang pada tahun 2003 dan 2004, meliput jalannya unjuk rasa warga Hong Kong,kali ini hampir satu juta penduduk yang bergabung. Populasi warga Hong Kong, diperkirakan mencapai 7 juta jiwa.

Para Pengunjuk Rasa meneriakan yel yel:”We choose our own Government.” Leung Chun –Ying step down” “UnivesalSurfrage Go! Selection NO!” and “Say No to PRC –Facism”

“ Biar kami memilih sendiri pemerintah kami. Leung Chun –Ying turun” dan “Katakan Tidak pada PRC-Facism”

Disamping meneriakan yel yel, mereka juga membentang spanduk spanduk dalam ukuran besar. Tindakan ini dinilai sangat berani, karena selama ini tidak ada yang berani bersuara sekeras ini,menghadapi Pemerintah Komunis China.

Menjalar Hingga Kedaratan China

Menurut siaran Radio Free Asia, protes dari pengunjung rasa yang jumlahnyamencapai ratusan ribu orang ini, telah menggerakkan tidak hanya warga Hong Kong, tapi sudah menular ke daratan China. Suatu hal yang dulu, tidak mungkin bisa terjadi.Mereka tiba di Hong Kong untuk ikut berpartisipasi dalam protes akbar ini. Dipimpin oleh Ny.Wang Yanfang, istri dari Pengacara HakAzasi Tang Lingling, yang ditahan tahun lalu oleh Pemerintah China, dengan tuduhan:” melakukan gerakan suversi” .Suatu cara lama untuk membungkam siapapun yang berani memprotes Pemerintah.

Wartawan EpochTimes, yang mewawancarai beberapa warga daratan (China Mainland) yang turun ke Hong Kong dan turut bergabug dalam unjuk rasa ini, serta puluhan mahasiswa Macau yang juga mengambil bagian dalam gerakan unjuk rasa ini, mendapatkan jawaban, bahwa mereka merasa perlu belajar dari warga Hong Kong,tentang arti dan makna dari demokrasi. Bahkan salah seorang yang mewakili kelompok ini mengatakan bahwa hal ini sangat berarti ,untuk menunjukkan kepada Pemerintah Komunis China, bahwa kami sama sekali tidak takut.

(sumber: Epoch time-Australian Edition –July 2014)

Gold Coast , 25 Juli, 2014

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun