Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Menjadikan Sukses kita Bermanfaat bagi Orang Lain

12 Oktober 2014   14:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:22 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_347215" align="alignleft" width="646" caption="Secercah Senyum ,segenggam harapan/ft, bersama anak yatim piatu/tjiptadinata effendi"][/caption]

Bagaimana Menjadikan Sukses kita Bermanfaat Bagi Orang Lain

Besar kecilnya ukuran sebuah kesuksesan sesungguhnya bersifat sangat relatif,tergantung pada sosok yang menjalaninya. Sebuah kesuksesan yang kita raih dengan bersusah payah dan berdarah darah, bisa saja bagi orang lain ,dapat diraihnya dalam waktu sehari,malah mungkin dalam hitungan jam.

Hal ini juga berlaku timbal balik. Contoh sederhana, ketika hidup kami masih morat marit, butuh waktu 7 tahun lamanya ,untuk dapat membangun sebuah rumah. Tetapi bagi orang lain, mungkin membeli sebuah rumah ,hanya butuh 3 langkah: “Lihat- tawar- beli” .

Irama yang sama,namun lagu yang berbeda, ternyata kami lakukan ketika kami membeli mobil di :”auction (lelang)” di Sydney : datang-lihat- bayar”, yang mungkin saja bagi orang lain,butuh waktu satu dua tahun untuk bisa membeli mobil.Inilah romantika sebuah kehidupan,terkadang sangat sarat dan berat ,tetapi adakalanya begitu mudah dan mulus. Semuanya akan mendapatkan gilirannya.

Oleh karena itu, sekecil apapun kesuksesan yang kita raih, patut kita syukuri,tanpa harus membandingkannya dengan kesuksesan orang lain. Karena bila hal inidilakukan,maka kegembiraan dan rasa syukur kita akan mengerucut dan kemudian nyalany akan padam. Jadilah kita orang yang tidak tahu bersyukur

[caption id="attachment_347216" align="alignleft" width="566" caption="kunjungan ke panti asuhan di Keifa Menanu NTT/tjiptadinata effendi"]

14130746411526901900
14130746411526901900
[/caption]

Menjadikan Sukses Kita Bermanfaat bagi oranglain

Sukses yang hanya bermanfaat bagi diri sendiri,sesungguhnya adalah sebuah kesuksesan semu. Malah tidak jarang ,sukses seseorang ,membawa petaka bagi orang lain. Contohnya : seorang yang sukses karena diangkat jadi pemimpin perusahaan,kemudian memberhentikan seluruh karyawan lama dan menggantikannya dengan kerabatnya,yang sudah pasti secara serta merta melukai hati banyak orang.

[caption id="attachment_347217" align="alignleft" width="605" caption="foto bersama panitia Pemilud di Kemayoran/tjiptadinataeffendi"]

1413074851556284678
1413074851556284678
[/caption]

Langkah Pertama adalah Membahagiakan Keluarga

Ketika saya Seorang Pengusaha

Ketika saya menjadi seorang pengusaha dan perusahaan sudah berjalan dengan mulus,maka langkah pertama yang saya lakukan adalah mendirikan sebuah rumah yang permanen, lengkap dengan taman ,kolam renang pribadi dan paviliun. Hal ini saya lakukan sebagai ucapan terima kasih kepada istri dan anak anak,yang telah dengan setia menemani ,menyemangati saat saat saya terpuruk dalam perjalanan hidup.

Anak anak kami bahagia ,karena mereka bisa mengundang teman teman sekolah untuk datang kerumah : berenang, main di taman ataupun menikmati pemandangan laut dari teras paviliun kami di lantai 3.

Langkah Kedua adalah membahagiakan Kerabat,tetangga dan teman teman

Kalau dulu,untuk makan siang saja, terkadang harus utang dan ketika anak sakit,harus menjual cincin kawin,sejak jadi pengusaha, semuanya berubah total. Setiap akhir pekan,kami undang kerabat dan teman teman untuk makan malam bersama

[caption id="attachment_347218" align="alignleft" width="593" caption="foto bersama teman teman di Surabaya/tjiptadinata effendi"]

14130750441251983793
14130750441251983793
[/caption]



Menikmati makan malam bersama kerabat, tetangga ataupun teman teman sungguh melambungkan rasa syukur yang tak terkatakan kehadirat Tuhan.

Langkah Ketiga adalah membahagiakan lingkungan

Kendati bukan pejabat, tapi sejak tahun pertama kami pindah rumah, kami sudah menerapkan :”Open House”setiap tahunnya:” Hari Natal, Hari Raya dan Imlek” .Bukan dalam konteks mencampur adukan agama dan keyakinan,namun hanya sebatas perayaan yang bersifat lahiriah.

Langkah Keempat Ikut Dalam Berbagai Kegiatan Sosial

Sesekali mengunjungi panti asuhan, panti anak anak cacat ataupun ikut dalam berbagai kegiatan sosial, untuk menjadikan kesuksesan yang kita miliki, menjadi bermanfaat multi guna. Setiap kunjungan kita ,setidaknya mampumemberikan secercah kegembiraan yang anak anak yang dikunjungi. Apalah artinya sedikit oleh oleh yang kita bawakan sebagai buah tangan untuk anak anak,yang tidak lagi bisa berharap mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya?

[caption id="attachment_347219" align="alignleft" width="485" caption="memberikan inspirasi dan motivasi lewat berbagai sarana/tjiptadinataeffendi"]

1413075588113571886
1413075588113571886
[/caption]

Sukses itu Tidak Berdiri Sendiri

Namun perlu dimaknai,bahwa sukses itu tidak bisa berdiri sendiri. Sebuah kesuksesan harus diikuti oleh kesuksesan yang lain. Karena itu dikatakan bahwa sukses bukanlah tujuan ,melainkan suatu perjalanan yang panjang. Demikianlah,kesuskesan demi kesuksesan harus selalu diraih. Karena hidup itu bersifat dinamika. selalui bergerak dari waktu kewaktu dan dari satu sudut kesudut kehidupan yang lain. Barang siapa yang berhenti berusaha, maka ia akan terhanyut oleh arus kehidupan.

[caption id="attachment_347220" align="alignleft" width="261" caption="bersama Sri Sultan Hamengkubowono ke X dikraton/ft.tjiptadinata "]

1413075763922840250
1413075763922840250
[/caption]

Sebelum Menasihati Orang Lain,Nasihatilah Terlebih Dulu Diri Sendiri

Tulisan ini sama sekali bukan dalam konteksmengurui sana sini . Hanya semata mata untuk berbagi cuplikan dari kisah kisah hidup,yang mungkin saja ada manfaatnya bagi orang lain.Karena secara pribadi ,saya menganut falsafah hidup:”Sebelum menasihati orang lain, nasihatilah terlebih dulu diri sendiri”.Juga bukan dalam upaya mengritisasi pola hidup orang lain.

Hidup penuh dengan penilaian penilaian, tetapi bukanlah hak kita untuk menilai salah benarnya falsafah hidup seseorang.Karena daripada mengritik orang lain,alangkah bijaknya bila kita melakukan introspeksi diri atau kritik diri. Mengingat tidak seorangpun yang sempurna didunia ini,termasuk diri kita.

Mount Saint Thomas, 12 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun