[caption id="attachment_367015" align="aligncenter" width="1024" caption="berpose didepan Lubang Jepang/tjiptadinata effendi"][/caption]
Liputan langsung dari Lubang Jepang Bukittinggi
Pada saat ini,kami berdiri dipintu gerbang masuk ke Lubang Jepang, yang berlokasi di kota Wisata Bukittinggi. Sekitar 90 kilometer dari Kota Padang,
Setiap kali mendengarkan kata :” Lubang Jepang”,hampir dipastikan akan membawa alam pikiran kita terhadap sesuatu yang mengerikan.Karena kisah kisah horror ,tentang kekejaman tentara Jepang dalam memperlakukan para romusha atau pekerja rodi,untuk membangun bunker bunker guna keperluan pertahanan tentara dai Nippon ini, Yang kendati terjadi sudah sejak lebih dari setengah abad lalu, namun bayangan ngeri tentang tragedi kemanusiaan, tetap saja masih terasa perih dihati.
Namun sebagai salah satu dari putra Indonesia, apalagi sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan di Sumatera Barat ini, mendorong saya,untuk memutuskan, bahwa kami memastikan diri untuk menuruni lorong lubang Jepang ini. Untuk mengetahui lebih banyak tentang apa yang sesungguhnya terjadi disini Karena dulu ,lubang Jepang ini ,masih buntu,ditutupi reruntuhan tanah,sehingga tidak bisa dimasukki..
Membayangkan bagaimana kami dalam usia memasukki ke 72 tahun,menuruni danmenelusuri lorong sempit sejauh hampir satu setengah kilometer ini, sama sekali tak membuat kami gamang.
Sekilas Tentang Lubang Jepang
Begitu memasukki pintu gerbang ,kami disambut oleh Robbi Sugara, yang memperkenalkan diri sebagai guide ,yang ditunjuk oleh pemda setempat, guna mengantarkan para tamu dan sekaligus memberikan penjelasan.
“Selamat pagi Bapak dan Ibu..Nama saya Robbi Sugara. Cukup dipanggil Robbi saja. Saya perlu menemani bapak dan ibu,untuk turun kedasar terowongan, karena di dalam sama sekali tidak ada sign board atau petunjuk. Sehingga para pengunjung bisa berputar putar didalam seharian dan tidak tahu jalan keluarnya. Setiap lorong menampilkan jalan yang hampir persis sama, sehingga pengunjung tidak bisa membedakan ,mana jalan keluar.” Demikian Robbi mengawali kata pengantarnya dengan sangat santun dan jelas.
[caption id="attachment_367024" align="aligncenter" width="700" caption="menapakkan kaki kedalam terowongan Lubang Jepang,tak membuat kami gamang/tjiptadinata effendi"]
“Selanjutnya,bapak dan Ibu ,tidak usah kuatir, tidak seperti lubang lubang lainnya, yang semakin dalam semakin sumpek ,sehingga orang bisa diserang rasa sesak nafas,Pemerintah daerah sudah mengantisipasinya ,dengan membuat terowong ini tembus ke Ngarai Sianok.
Lubang Jepang atau dikenal dengan Lobang Jepang ini, dibangun oleh tentara dai Nippon ,yang digunakan sebagai bunker untuk kepentingan perlindungan danpertahanan tentara Jepang di sini. Menurut sejarahnya dibangun pada tahun 1942
Disamping itu Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m .Terowongan ini berbelok belok dan dibuat persis sama, sehingga bari orang yang masuk kesini,dipastikan tidak akan menemukan jalan keluar lagi.
Terowongan ini berdiameter 2 meter lebar nya dan masih dalam bentuk aslinya,yakni terbuat dari adukan tanah yang mengandung kapur. Sehingga semakin terkena air ,maka semakin menyatukan semuanya, menjadi paduan yang kokoh, Bahkan ketika gempa bumi mengoyak kota Padang pada tahun2009dan imbasnya dirasakan di kota Bukittinggi ini, terowongan ini ,tak satupun yang retak,apalagi runtuh. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata. Masih dilengkapi dengan satu ruang khusus,yang dinamakan :”Dapur” . Namun jangan kira,ada hubungan dengan daput makanan, karena “dapur “ disini adalah tempat pembantaian para romusha yang dianggap membangkang perintah dai Nippon.
[caption id="attachment_367027" align="aligncenter" width="700" caption="kunjungan ke lubang jepang ,mengingatkan bahwa kemerdekaan RI tidak dihadiahkan penjajah,tapi dengan mengorbankan ratusan ribu jiwa./tjiptadinata effendi"]
Ratusan Ribu Romusha
Menurut kisah Robbi, puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa dikerahkan dari Pulau Jawa,Sulawesi dan Kalimantan, yang di buang disini, untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Karena perbedaan daerah, maka para tawanan Jepang yang pada masa itu dikenal dengan nama :” Orang Rantai” tidak tahu ,persisnya mereka itu berada dimana. Sedangkan tenaga romusha yang dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakanbunker bunker ini di Bandung dan di Biak.
[caption id="attachment_367028" align="aligncenter" width="700" caption="ruang penjara lubang jepang/tjiptadinata effendi"]
Baru dijadikan Objek Wisata pada tahun 1984
Dalam hal pengembangan potensi wisata daerah,boleh dikatakan pemerintah daerah terkesan lamban, sehingga baru tahun 1984 Lubang Jepang ini, resmi di jadikan objek wisata..Namun pada waktu itu juga, terkesan asal asalan dan tidak ditangani dengan baik,sehingga tidak lagi menjadi objek kunjungan menarik,Padahal Lubang ini menyimpan histeri sejarah, yang merupakan sejarah hitam ,bagi bangsa Indonesia,,karena pernah berada dalam jajahan Jepang.
[caption id="attachment_367029" align="aligncenter" width="700" caption="ruang amunisi/doc.pri"]
Ada beberapa pintu masuk:
- Ngarai Sianok
- Taman Panorama
- Taman Bung Hatta
- Samping Kebun Binatang
Lubang Jepang ini berukuran sekitar 1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang diizinkan untuk dimasuki wisatawan. Tenang saja, dengan ukuran tersebut, Menyaksikan seluruh isi lubang ,dengan segala pernak perniknya , dengan nuansa penjajahan masa lalu ,tanpa terasa menghanyutkan perasaan kitadan merasa seakankita hadri secara nyata. Terowongan berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga, membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melaluinya.
Menemukan ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang interogasidan bagian yang lebih dalam terdapat ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Masih menurut kisah Robbi, sejarah mengungkap tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di dalam penjara.
Berada selama lebih dari satu jam dalam lubang Jepang ini dan merasakan aroma penyiksaan dan pembunuhan ratusan ribu orang, mau tidak mau membuat kita meinding..Bekas tempat penyiksaan, yang dinamakan :” dapur” di sini cukup membuat diri bergidik.