Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persahabatan Tulus Tidak Terpasung oleh Beda Suku dan Agama

10 Februari 2015   05:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_368066" align="aligncenter" width="614" caption="banda Banda Aceh/tjiptadinata effendi"][/caption]

Persahabatan Tulus Tidak Terpasung oleh Beda Suku dan Agama

Pesawat Garuda yang menerbangkan kami ke Banda Aceh, mendarat dengan mulus di Bandara . Setelahmenanti sesaat dua koper kecil yang berisi kelengkapan pakaian dan kebutuhan lainnya, saya dan istri berjalan menuju ke pintu keluar. Belum sempat kaki melangkah keluar, dari jauh sudah kelihatan sahabat kami Pak Asrul Adamy danJasman, melambaikan tangan dan datang menyambut kedatangan kami.

Dari sini ,kami dibawa berkeliling Banda Aceh, termasuk mengunjungi daerah pemukiman yang dibangun dari sumbangan rakyat Tiongkok. Berpose sesaat didepan Tugu Prasasti,yang mengabadikan kata kata persahabatan dari rakyat negeri tirai bamboo ini, kepada warga Aceh yang diterpa tsunami pada tanggal 26 Desember, 2004.

Kami sempat menelusuri hunian dari para korban tsunami ini, yang ternyata terdiri dari berbagai etnis dan latar belakang sosial ,serta pendidikan .Tak terlihat sedikitpun sekat sekat diantara mereka, kendati beda etnis dan agama. Menyimak pemandangan yang ada dihadapan mata ini, membuka mata ,bagi siapa saja ,bahwa ternyata masyarakat Aceh, tidak seperti yang diperkirakan banyak orang, yakni ;’ masyarakat yang ekslusive “dan terkesan tertutup. Setidaknya dalam lingkungan hunian dari korban tsunami ini.

[caption id="attachment_368068" align="aligncenter" width="413" caption="prasasti persahabatan/ doc.pri"]

14234928711594992638
14234928711594992638
[/caption]

Merasakan Sendiri Persahabatan Tidak Terhenti di Tugu Prasasti

Setelah puas berkeliling dan menyimak keberagaman warga disini, walau hanya dari sepotong jendela kehidupan , kami kembali ke Hotel Lading, dimana kami akan menginap. Ternyata sudah ditunggu oleh Haji Zainal Abidin – seorang wiraswastaan di Banda Aceh dan Akbari ,dosen disalah satu perguruan tinggi disini. Walau sesungguhnya mata sudah tidak bisaa diajak kompromi, karena bangun dini hari,namun mana tega membiarkan orang menunggu sia sia. Maka kami memaksakan diri, untuk duduk diruang tamu selama lebih kurang satu jam,untuk kemudian pamit beristirahat.

[caption id="attachment_368070" align="aligncenter" width="560" caption="persahabatan yang tulus,takkan terpasung oleh perbedaan /tjiptadinata effendi"]

1423493092362597197
1423493092362597197
[/caption]

Sebuah Kejutan

Keesokan harinya, kami turununtuk sarapan pagi . Selesai sarapan, ternyata kami sudah ditunggu oleh teman teman. Masuk keruangan dan menyalami semua yang hadir. Begitu kami duduk, tiba tiba bu Rosmawati masuk dengan membawa kue tart yangdihiasi 5 bunga mawar mewah. Semua yang hadir berdiri dan mereka bernyanyi untuk kami……….

“Happy Golden Anniversary” ….padahal sesungguhnya kami sudah merayakannya di Jakarta pada tanggal 2 Januari 2015 yang lalu dan kemudian dirayakan lagi di Biak, Slawi dan Padang. Semuanya adalah atas inisiatif teman teman, tanpa kami minta. Tentu merupakan sebuah apresiasi yang mendalam dan tak dapat dinilai dengan materi. Dan kini ,di Banda Aceh, kembali sahabat sahabat kami merayakanultah ke 50 pernikahan kami

[caption id="attachment_368071" align="aligncenter" width="560" caption="dapat hadiah batu akik dari Haji zaenal/ doc.pri"]

14234934131733778620
14234934131733778620
[/caption]

Hadiah Batu Akik Dari Haji Zaenal

Sebelum berpisah, pak Haji Zaenal menyalami kami berdua dan memberikan kenangan berupa batu Kecubung. Saya mencoba menatap dalam dalam,yang tampak adalah ketulusan yang tak terpasung oleh sekat sekat.Baik karena beda suku, beda budaya dan juga beda agama. Sebuah ketulusan persahabatan antara kami, telah merobohkan tembok dan sekat perbedaan.

Bagaimana perasaaan kami? Kami terharu, bangga dan bersyukur kepada Tuhan, dikarunia sahabat sahabat yang peduli kepada kami dan ikut merasakan kebahagiaan yang kami rasakan. A friend inneed ,is a friend indeed.Teman tidak hanya dibutuhkan untuk berbagi duka, tetapi juga dibutuhkan untuk berbagi suka cita. Sungguh ,kami merasakan ,persahabatan itu nyata ,tidak terhenti pada tugu prasasti persahabatan .

Hotel Lading, Banda Aceh, 9 Pebruari, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun