[caption id="attachment_369928" align="aligncenter" width="490" caption="Imlek in Genting/doc.pri"][/caption]
Genting Highland – Imlek dengan Seribu Lampion
Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri , dalam cara mengungkapkan kegembiraan hatiataupun sekedar ikut memeriahkan Tahun Baru Imlek, kendati secara pribadi tidak merayakannya. Misalnya, Imlek di Pontianak, pasti berbeda dengan Imlek di Jakarta atau Medan. Baik dilihat dari sisi penampilan seni budaya Tionghoa, maupun dalam cara memaknainya ,serta mengaplikasikannya.
Nah,kalau satu negara saja ,sudah menampilkan gaya dan ciri ciri khasnya dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek, apalagi beda negara. Salah satunya adalah Malaysia. Negara tetangga kita yang terkesan sangat agamis, ternyata tidak luput larut dalam acara tahun baru Imlek ini. Setidaknya, sejak dari turun dari pesawat dan memasuki Bandara International di Kuala Lumpur, rambu rambu Imlek sudah terlihat nyata. Antara lain:” Happy Chinese New Year 2015” atau “ Gong Xie Fa Choi”.yang tentunya tak lengkap bila tidak disertai oleh atribut atribut khas Tionghoa,seperti: lampion dan pohon angpau,serta gambar Barongsayin action.
[caption id="attachment_369929" align="aligncenter" width="490" caption="genting/doc,pri"]
Genting Highland
Dari Bandara menuju ke Genting Highland ,membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam lebih. Bagi yang tidak biasa menjalani perbukitan yangberkelok kelok, bak ular naga yang merayap kepuncak, kemungkinan akan merasakan sedikit mual . Namun karena kami sudah tidak terhitung kali kesini, maka perjalanan ini ,kami nikmati dengan sepenuh hati.
Persisnya kami menuju ke First World Hotel.,yang merupakan Hotel Terbesar di dunia dan masuk dalam Guidness books of Record, karena memiliki lebih dari 6000 kamar. Udara yang sejuk dan bersih dari polusi ,karena didaerah ini sengaja dilestarikan hutan tropis dan tak diijinkan satupun pabrik atau apapun namanya yang dapat mencemarkan udara disini.
Bangunan yang berdiri megah ,dengan warna yang norak, seakan menantang dari kejauhan. Di urapi dengan beragam cahaya yang memantul,menyebabkanHotel ini memang layak disebut :” Istana diatas awan”
[caption id="attachment_369930" align="aligncenter" width="560" caption="doc.pri"]
Disambut dengan seribu Lampion
Turun dari taksi yang mengantarkan kami ke pintu gerbang First World Hotel,kami melangkah masuk kegerbang yang menuju ke recepsionis. Begitu kaki menginjak pada dua tiga langkah awal, pandangan mata terpesona oleh lampion yang memayungi langit langitaula yang begitu besar. Dalam temaramnya hari, sungguh serasa kita berada di Hongkong atau di Shanghai. Pemandanganunik ini, masih diterpa music klasik khas daratan Tiongkok, sehingga lengkaplah sudah kondisi ini menciptakan “China Town” yang seutuhnya disini.
Lebih jauh melangkah ,terlihat :” Sepasang Liong” atau naga yang gagah perkasa sedang terbang mengapai langit langit gedung. Sementara ada ribuan orang berjubel dan larut dalam suasana Imlek ini.
[caption id="attachment_369931" align="aligncenter" width="490" caption="doc.pri"]
Perayaan yang Multikultural
Yang tak kurang menariknya adalah menyaksikan lautan manusia yang bagaikan tumpah ruah memenuhi setiap jengkal lokasi disana, baik memenuhi restoran yang bertebaran dalam aneka ragam rasa ,maupun memenuhi toko toko yang dihias dan tampil eksotis. Ternyatayang hadir dalam perayaan Tahun Baru Imlek disini, bukan hanya dari komunitas Tionghoa, tetapi cukup banyak dari warga Malaysiadan pendatang dari Timur Tengah,yang dapat ditandai dari cara berpakaian mereka. Dari gambar yang depositing disini,dapat dengan jelas disaksikan ,bahwa di negara Malaysia yang selamanya terkesan negara yang sangat agamis, ternyata warganya mampu hidup berbaur,bahkan ikut larut dalam kegembiraan merayakan Tahun Baru Imlek .
Aneka lampu yang menyala dengan berbagai tata warna dan music yang cukup hingar binger, masih ditambah dengan bunyi genderang Barongsay, menyebabkan suasana disini ,bagaikan terluput darilarutnya malam dan tetap terjaga sepanjang malam.
[caption id="attachment_369932" align="aligncenter" width="560" caption="doc.pri"]
Kendati adaribuan orang berjalan ,hampir tanpa celah, namun tak tampak seorangpun yang bertengkar ataupun marah dan tak ada teriakan :” copet”, seperti yang lazim kita dengarkan dilokasi yang dipadati oleh manusia. Memang sejak dini Pengelola tampaknya sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan, dengan menempatkan petugasnya di hampir setiap sudut gedung. Baik yang berpakaian seragam,maupun yang tampil dalam pakaian preman. Agaknya panitia sudah sangat memahami.,sekali saja ada kejadian yang tidak menyenangkan, maka tempat ini akan sepi dari pengunjung.
Genting Highland, 21 Pebruari, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H