Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Genting Highland - Imlek dengan Seribu Lampion

21 Februari 2015   13:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_369928" align="aligncenter" width="490" caption="Imlek in Genting/doc.pri"][/caption]

Genting Highland – Imlek dengan Seribu Lampion

Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri , dalam cara mengungkapkan kegembiraan hatiataupun sekedar ikut memeriahkan Tahun Baru Imlek, kendati secara pribadi tidak merayakannya. Misalnya, Imlek di Pontianak, pasti berbeda dengan Imlek di Jakarta atau Medan. Baik dilihat dari sisi penampilan seni budaya Tionghoa, maupun dalam cara memaknainya ,serta mengaplikasikannya.

Nah,kalau satu negara saja ,sudah menampilkan gaya dan ciri ciri khasnya dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek, apalagi beda negara. Salah satunya adalah Malaysia. Negara tetangga kita yang terkesan sangat agamis, ternyata tidak luput larut dalam acara tahun baru Imlek ini. Setidaknya, sejak dari turun dari pesawat dan memasuki Bandara International di Kuala Lumpur, rambu rambu Imlek sudah terlihat nyata. Antara lain:” Happy Chinese New Year 2015” atau “ Gong Xie Fa Choi”.yang tentunya tak lengkap bila tidak disertai oleh atribut atribut khas Tionghoa,seperti: lampion dan pohon angpau,serta gambar Barongsayin action.

[caption id="attachment_369929" align="aligncenter" width="490" caption="genting/doc,pri"]

1424475818756095514
1424475818756095514
[/caption]

Genting Highland

Dari Bandara menuju ke Genting Highland ,membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam lebih. Bagi yang tidak biasa menjalani perbukitan yangberkelok kelok, bak ular naga yang merayap kepuncak, kemungkinan akan merasakan sedikit mual . Namun karena kami sudah tidak terhitung kali kesini, maka perjalanan ini ,kami nikmati dengan sepenuh hati.

Persisnya kami menuju ke First World Hotel.,yang merupakan Hotel Terbesar di dunia dan masuk dalam Guidness books of Record, karena memiliki lebih dari 6000 kamar. Udara yang sejuk dan bersih dari polusi ,karena didaerah ini sengaja dilestarikan hutan tropis dan tak diijinkan satupun pabrik atau apapun namanya yang dapat mencemarkan udara disini.

Bangunan yang berdiri megah ,dengan warna yang norak, seakan menantang dari kejauhan. Di urapi dengan beragam cahaya yang memantul,menyebabkanHotel ini memang layak disebut :” Istana diatas awan”

[caption id="attachment_369930" align="aligncenter" width="560" caption="doc.pri"]

14244759211142482516
14244759211142482516
[/caption]

Disambut dengan seribu Lampion

Turun dari taksi yang mengantarkan kami ke pintu gerbang First World Hotel,kami melangkah masuk kegerbang yang menuju ke recepsionis. Begitu kaki menginjak pada dua tiga langkah awal, pandangan mata terpesona oleh lampion yang memayungi langit langitaula yang begitu besar. Dalam temaramnya hari, sungguh serasa kita berada di Hongkong atau di Shanghai. Pemandanganunik ini, masih diterpa music klasik khas daratan Tiongkok, sehingga lengkaplah sudah kondisi ini menciptakan “China Town” yang seutuhnya disini.

Lebih jauh melangkah ,terlihat :” Sepasang Liong” atau naga yang gagah perkasa sedang terbang mengapai langit langit gedung. Sementara ada ribuan orang berjubel dan larut dalam suasana Imlek ini.

[caption id="attachment_369931" align="aligncenter" width="490" caption="doc.pri"]

1424476000408092683
1424476000408092683
[/caption]

Perayaan yang Multikultural

Yang tak kurang menariknya adalah menyaksikan lautan manusia yang bagaikan tumpah ruah memenuhi setiap jengkal lokasi disana, baik memenuhi restoran yang bertebaran dalam aneka ragam rasa ,maupun memenuhi toko toko yang dihias dan tampil eksotis. Ternyatayang hadir dalam perayaan Tahun Baru Imlek disini, bukan hanya dari komunitas Tionghoa, tetapi cukup banyak dari warga Malaysiadan pendatang dari Timur Tengah,yang dapat ditandai dari cara berpakaian mereka. Dari gambar yang depositing disini,dapat dengan jelas disaksikan ,bahwa di negara Malaysia yang selamanya terkesan negara yang sangat agamis, ternyata warganya mampu hidup berbaur,bahkan ikut larut dalam kegembiraan merayakan Tahun Baru Imlek .

Aneka lampu yang menyala dengan berbagai tata warna dan music yang cukup hingar binger, masih ditambah dengan bunyi genderang Barongsay, menyebabkan suasana disini ,bagaikan terluput darilarutnya malam dan tetap terjaga sepanjang malam.

[caption id="attachment_369932" align="aligncenter" width="560" caption="doc.pri"]

1424476121891799539
1424476121891799539
[/caption]

Kendati adaribuan orang berjalan ,hampir tanpa celah, namun tak tampak seorangpun yang bertengkar ataupun marah dan tak ada teriakan :” copet”, seperti yang lazim kita dengarkan dilokasi yang dipadati oleh manusia. Memang sejak dini Pengelola tampaknya sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan, dengan menempatkan petugasnya di hampir setiap sudut gedung. Baik yang berpakaian seragam,maupun yang tampil dalam pakaian preman. Agaknya panitia sudah sangat memahami.,sekali saja ada kejadian yang tidak menyenangkan, maka tempat ini akan sepi dari pengunjung.

Genting Highland, 21 Pebruari, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun