Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Subway vs Busway

14 April 2014   14:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seoul Subway Vs Busway (TransJakarta)

Perkembangan kota yang pesat menjadi suatu metroploitan telah mengikis peninggalan akar tradisi masyarakatnya dan menuju suatu budaya yang hampir seragam dan sama yaitu maju, modern, futuristik, minimalis, automasi, informatik, sedikit kering dan dingin.

Perjalanan kali ini menyaksikan sedikit keindahan etnik korea yang masih berusaha eksis yang menghadapi gempuran teknologi informasi Samsung yang fantastis dan K-Pop fashion yang sedang membara (on fire).

Hal terbaik yang bisa kita dapatkan dari Seoul Metropolitan disamping peninggalan istana2 raja, pasar tradisional dan kuil adalah keberhasilan pencapaian Seoul Subway yang dibangun 40 tahun lalu. BBC news mengatakan Seoul Subway System sebagai yang terbaik didunia dan memberi panggilan mesra dengan nick-name  "super highway".

Secara umum dalam memilih "best transportation system" ditentukan dari jumlah penumpang yang dilayani dan jumlah stasiun yang dilalui. Setiap harinya hampir 10 juta penduduk dari total 22 juta penduduk Seoul Metropolitan menggunakan Subway. Subway system yang panjangnya hampir 1000 km terdiri dari 19 line (lintasan) dan melintasi 615 stasiun.

BBC memasukkan Seoul Subway System menjadi terbaik karena kebersihan dan memberi kemudahan bagi penumpang. Kita perlu sedikit hati2 dalam kata kemudahan yang di maksud BBC itu, bisa berarti kenyamanan dalam berbagai fasilitas dan informasi yang tersedia. Ketika informasi yang tersedia menjadi sangat lengkap dan informatif terutama pada jaringan lintasan 19 line subway dan interkoneksinya dengan 615 stasiun yang dilaluinya, gambaran itu menjadi sangat ruwet dan rumit bagi orang awam dan pemula. Berada dalam jaringan subway seperti menghadapi mimpi buruk, layaknya terjebak dalam jaring laba2 bawah tanah yang tak berdaya dimata predatornya. Pengguna awam terutama yang termasuk non-komputer literatif sebaiknya hati2 ketika masuk dan turun ke stasiun subway.

Bagi visitor subway yang terbiasa menggunakan smart-phone, dapat menyesuaikan  dengan mudah menggunakan informasi yang tersedia melalui TV layar sentuh 46" disetiap sudut stasiun layaknya seperti membuka applikasi google-map dalam HP-Samsung. Umumnya pengguna subway sudah menggunakan aplikasi Subway map dalam smart-phonenya untuk meng-update posisi, tujuan, koneksi antar line.

Seoul subway adalah pengguna pertama "contact lesst smart-card" untuk tiketnya dan advance technology "4G LTE" untuk wifi, komunikasi stasiun dan didalam keretanya. Penjualan tiket dilakukan melalui pending machine yang dapat merekomendasikan pilihan rute, jumah koneksi terbaik atau koneksi tercepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Stasiun subway umumnya berada jauh didalam tanah mencapai 7 lantai atau 40 meter lebih, ini berguna untuk memudahkan dalam persilangan subway dan tranfer penumpang antar line. Memasuki stasiun subway seperti mendapatkan kemewahan hotel bintang lima dalam kebersihannya. Turun dari jalan utama kota Seoul menuju Stasiun Subway seperti naik pesawat terbang di internasional airport, fasilitas petunjuk arah subway line dalam berbagai bahasa, pengaturan suhu ruangan, elevator dan pintu otomatis. Peron stasiun pemberangkatan dan lintasan kereta dipagar dan tertutup rapi dengan kaca untuk pengaturan suhu dan keamanan penumpang. Kereta berhenti dan pintu terbuka akurat dan tepat didepan pintu dek penumpang di statiun seperti layaknya system pembukaan pintu elevator di kendalikakan secara elektronik. Tidak seperti kereta atau umumnya bis yang ada di eropa selalu mempunyai jadwal reguler yang tertempel di setiap setasiunnya dan selalu sampai tepat pada waktunya. Disini hampir tidak terlihat jadwal kedatangan kereta, karena kereta datang silih berganti dalam 6 rangkaian gerbong, tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu. Istilah ketinggalan kereta hampir tidak berlaku dan selalu ada kereta berikutnya segera. Kebersihan subway termasuk fasilitas komputerisasi toilet yang super modern. Dimusim dingin dudukan closet diberi penghangat begitu juga dengan air pembilasnya. Fasilitas smart-closet untuk pembilasan dan pengeringan membuat ritual pelepasan BAB yang tadinya sederhana dan cepat menjadi sangat rumit terutama ketika tidak tersedianya manual book dan potensi kesalahan operasi. Sedikit pengantar untuk computerized closed terdiri dari beberapa fitur diantaranya pembilasan untuk dewasa, orang lansia, anak2, pembersihan khusus wanita dan pengeringan. Perbedaan fitur tersebut untuk menentukan target posisi pembersihan dan besarnya tekanan semprotan air yang dikalkulasikan dari cara duduk pengguna. Potensi atau kemungkinan kesalahan operasi bisa terjadi ketika pengguna yang sedang diare kemudian menekan tombol tekanan "Angin" untuk pengeringan akan berakibat semburan balik ke tubuh pengguna. Sebagai reflesi dan perbandingan dengan Seoul Subway Sistem, kita membandingkan Sistem transportasi publik di Jakarta. Penduduk Jakarta saat ini sekitar10 juta jiwa dan jika dihitung sebagai metropolitan menjadi 28 juta jiwa merupakan peringkat kedua terpadat di dunia setelah Tokyo-Yokohama dengan jumlah penduduk 37 juta jiwa. Busway adalah salah satu transportasi publik di Jakarta. Busway sudah mulai beroperasi sejak satu dekade yang lalu, kontroversi pembangunannya yang mengambil jalan yang ada seakan menjadi penyebab kemacetan Jakarta. Simpati masyarakat mulai beralih kepada busway ketika pertumbuhan kendaraan menjadi tak terkendali, lintasan jalan tak ubahnya menjadi jalur neraka, kendaraan stuck tertahan berjam-jam. Bersama pemerintah masyarakat-pun mulai berusaha mengosongkan jalur busway dari mobil pribadi dan sepeda motor penyerobot jalur busway. Kontribusi dan manfaat busway dirasa semakin besar ketika digunakan single pricing pada sistem interkoneksi busway sehingga membantu pengguna angkutan umum dari sisi ekonomi. Gebrakan busway berlanjut dengan dibukanya beberapa jalur-jalur baru dan interkoneksi dengan angkutan umum yang sudah lebih dulu ada semacam Kopaja. Terobosan "System Feeder Busway" dengan sebutan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta) yang membawa penumpang dari kota-kota satelite Jakarta menjadikan semakin dicintai. Betapa indahnya ketika APTB nanti juga mempunyai jalur khusus di jalan tol bersama mobil berpenumpang 6 atau lebih seperti yang diterapkan di Seoul. Kemudian disepanjang jalan tol Cikampek, Jagorawi dan Merak akan dilengkapi halte/terminal APTB sebagai wujud kebijakan yang berpihak kepada angkutan umum/masal. Fasilitas toilet umum masih merupakan barang mewah dalam Busway Sistem. Penyelengara belom sejauh itu memikirkan kebutuhan masyarakatnya. Sebuah kisah dari tanah parsi, seorang Pekerja Rumah Tangga (PRT) dihari tuanya bermaksud ingin membangun toilet umum kemudian meminta bantuan kepada seorang arsitek. Akan tetapi sang arsitek ragu siapa yang akan membiayainya, setelah PRT itu menunjukkan uang yang ditabungnya selama bekerja barulah toilet itu direalisasikan. Si PRT berharap Tuhan akan memaafkan kesalahannya yang telah melalaikan sholat semasa mudanya dengan membangunkan toilet umum bagi masyarakat banyak. Kita berharap masyarakat Jakarta yang rajin sholat juga bersedia membangun toilet bagi fasilitas busway sistem dimasa depan. Permasalahan utama Busway adalah membersihkan jalur-nya dari pengendara sepeda motor dan mobil pribadi yang selalu menyusup masuk. Kesemrautan pengendara sepeda motor tidak hanya terjadi di Jakarta, Seoul juga menghadapi hal yang sama, berjalan di trotoar, berlawanan arah, parkir disembarang tempat sampai masuk ke jalan bebas hambatan. Bedanya disini pengguna sepeda motor adalah sarana transportasi orang, disana digunakan sebagai transportasi barang layaknya pedagang keliling yang merupakan tradisi "Bobusang" yang telah ada sejak ratusan tahun lalu, dimana seorang membawa barang dagangan yang sangat berat di tubuhnya untuk menekan harga barang. Di Seoul harga makanan dibagi tiga kelas, murah untuk dibawah 15ribu Won, menengah dibawah 35ribu Won dan mewah daiatasnya. Restoran menegah bawah masih menggunakan supply bahan makanan dari sepeda motor. Tantangan Busway saat ini adalah memindahkan para pengguna sepeda motor dan mobil pribadi yang pada umumnya merupakan transportasi penumpang  untuk mau beralih menjadi pengguna busway. Biaya bahan bakar di Seoul dua kali harga komersial BBM di Jakarta atau hampir tiga kali harga bahan bakar subsidi di Jakarta. Jika di perhatikan banyak daerah di luar Jakarta dan luar pulau Jawa, masyarakat membeli BBM melalui Pertamini semacam kios BBM yang menjual dengan harga seliter sama seperti di Seoul. Pemerintah Indonesia sudah selayaknya untuk mencabut subsidi BBM di Jakarta dan menggatinya dengan BBG yang non subsidi. Dengan dicabutnya subsidi BBM di Jakarta diharapkan pengendara mulai tertarik untuk beralih ke Busway dan Feeder Busway. Sebagai ilustrasi, pembangunan jakarta monorail madek bertahun2 sejak gubernur Sutioso, Foke dan Jokowi masih belum dapet berjalan karena alasan kelayakan ekonomi yang harus di capai penumpang perhari 225ribu orang dan jika dalam realisasinya hanya 160ribu orang maka Pemda DKI harus memberikan subsidi selisihnya. Akan tetapi jika diharapkan kita mempunyai angkutan penumpang umum 10 juta orang maka target itu akan mudah tercapai. Seoul berhasil membangun Subway System karena punya ambisi tersendiri untuk menaklukan Tokyo Subway sebagai negara bekas penjajahnya. Tapi mampukah Busway TransJakarta dengan potensi penumpang yang lebih besar itu mengalahkan Seoul Subway, mungkin kita perlu menemukan motivated driver-nya terlebih dahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun