Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dimanakah Syahidul Syuhada pada Ritual Bulan Ramadan

1 Mei 2022   09:01 Diperbarui: 26 Agustus 2022   09:43 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinarasikan agar kita tidak menyebutkan "Ramadan" melainkan "bulan Ramadan", karena Ramadan sendiri adalah salah satu dari nama-nama Allah SWT.

Bulan Ramadan adalah bulan suci, karena pada bulan inilah diturunkan kalam Ilahi kepada umat manusia, oleh karena itu diperintahkan untuk menyucikan diri dengan berpuasa agar umat manusia dapat menerima kalam suci dari Tuhannya.

Pada ajaran Ahlul Bait Nabis saw, disampaikan bahwa kitab Taurat diturunkan pada tanggal 6 bulan Ramadan, kitab Injil diturunkan pada tanggal 12 Ramadan dan kitab Zabur diturunkan pada tanggal 18 Ramadan. Pada surah al-Qadr disampaikan kitab Al-Qur'an diturunkan pada malam Qadr bulan Ramadan.

Pada bulan Ramadan kita memperingati hari-hari penting lainya yaitu wiladah Imam Hasan as, hari syahidnya Imam Ali karamaulah ajah akibat tebasan pedang ibnu Muljam LA, seorang khawarij yang ahli ibadah dan hafidz Qur'an. Pembunuh Imam Ali kw dilaknat dibumi dan dilangit, digolongkan bersama pembunuh unta mukjizat Nabi Saleh as.

Disamping itu pada bulan Ramadan, Rasulullah saw juga kehilangan orang-orang yang dicintainya, yaitu pamannya Abu Thalib as (Imran) dan istrinya Syaidah Khadijah sa. Kesedihan yang berlarut ditinggal kekasih hatinya, sehingga Rasulullah menyebutnya "Tahun Dukacita", sampai Allah SWT memerintahkan baginda Rasul untuk hijrah meninggalkan Makkah. 

Kita semua tahu, Islam  tegak atas tiga hal, Perlundungan Abu Thalib as, Harta Syaidah Khadijah sa dan Pedang Syaidina Ali kw. Allah SWT mengabadikan nama Abu Thalib as (Imran) pada nama surat ke 3 dalam Al-Quran dan pada ayat 33 mengutamakan keluarga Imran atas lainnya sampai akhir zaman.

Pada ajaran ahlul bait, ada semacam "rule of thumb" pada setiap rangkaian ritual ibadah akan kita temui penggalan ritual ziarah pada Syahidul Syuhada (Pemimpin para Syahid), Imam Husein as, yang terbunuh di padang Karbala. Mamun sepanjang hari-hari bulan Ramadan kita suit kita temui moment ini, akankah ini bukan menjadi bagian bulan beliau.

Akhirnya pertanyaan itu terjawab pada awal Surat Maryam, "Kaf Ha Ya Ain Mim Shad". Sebagian ulama menafsirkannya dengan "Karbala Husein Kehausan Terbunuh Tanpa Kepala". 

Ada apa dengan Surah Maryam? Surat ini berkisah bagaimana Syaidah Maryam bermigrasi ke arah timur yang jauh untuk melahirkan Nabi Isa as dibawah sebuah pohon kurma yang dibawahnya mengalir sungai. Sekarang tempat itu diabadikan Imam Zaman atjf sebagai tempat sujudnya dan umat yang berziarah menamainya masjid Imam Mahdi yang letaknya ditepi sungai Furat di Karbala.

Dalam kesedihan mengenang kehausan Imam Husein as, anaknya Imam Zainal Abidin as menasehati pengikutnya agar memberi minum ternak yang akan dipotong, "mereka memotong Ayahku dalam Kehausan, ujarnya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun