Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta dan Kesederhanaan

10 September 2019   21:25 Diperbarui: 11 September 2019   09:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta dan Kesederhanaan

Sedari tadi mata ini terus terpaku pada seorang bapak tampak sederhana, ditemanin anak laki-lakinya.

Menggenakan baju kaos hitam-hitam dan topi hitam. Walaupun terlihat sederhana sepertinya ia mengenakan sandal kulit coklat yang terlihat baru, hanya saja pergelangan tanganya lebih menghitam seperti orang yang bekerja dibawah diterik mentari yang ditutupi jaket hingga pergelangan tangan.

Topi hitam yang dikenakannya lebih meyakinkan kalau ia bagian dari kelompok orang-orang sorban hitam.

Sedikit sekali gerakan yang dilakukannya, seperti seorang yang sedang khusuk dalam sholatnya. Padanganya lurus jauh ke mimbar menyimak pembacaan tragedi karbala yang dialami cucu terkasih Rasulullah saw.

Untuk hadir pada acara Asyura Nasional 1441 di tennis door senayan, beliau hanya berbekal air minum dan sepotong roti yang dimakan berbagi dengan anaknya. Sesekali ia memeluk anaknya yang setia menemani.

Hal yang istimewa darinya adalah ia menghadiri acara aza (duka) dengan berbekal saputangan handuk yang hampir tidak pernah lepas dari tangannya.

Tidak banyak yang hadir pada acara Haul Imam Husein as mempersiapkan dan membawa perbekalan seperti ini. Sepertinya ia sudah tahu dan mempunyai pengalaman panjang mengenai ini, bahwa akan ada banyak cucuran airmata sepanjang acara.

Acara-acara seperti ini sarat dengan suasana supranatural, seakan Nabi saw, bunda Zahra sa dan para Aimah as turut hadir bersama dan menangis menumpahkan airmata bersama para tamu-tamu aza Imam Hussain as yang berkali-kali menyambut teriakan....labbaika ya Huseein....labbaika ya Husein.....labbaika ya Husein....

Berkali-kali disaat duduk mendengarkan khutbah dan disaat berdiri pembacaan maktam kesedihan ia menggunakan saputanggannya menyeka dan menghapus airmata yang tak terbendung mengucur deras.

Sepertinya ia menikmati acara ini dengan kesendiriannya, asing dengan orang-orang sekitarnya. Menikmati rasa kedukaan dengan khidmat yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun