Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

1881 Rounded Malaysia dengan PeroBEZZA

17 Juni 2019   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2019   09:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1881 Rounded Malaysia dengan PeroBezza
- Travel Note

1881 Rounded bukanlah termasuk turunan produk rumah mode Cerruti 1881 di paris dari designer Nino Cerruti yang kebangsaan Italia, akan tetapi merupakan travel-plan menjelajahi Malaysia dari pantai barat ke pantai timur, dari utara ke selatan sejauh 1881 km.

Perjalanan keliling Malaysia melalui kota-kota Kuala Lumpur, Perak, Trengganu, Pahang, Johor Bahru dan kembali ke Kuala Lumpur akan membentuk lambang hati atau "Love".

Baru separuh dari perjalanan tersebut yang sudah memiliki jalan tol dan sisanya masih harus menggunakan jalan nasional atau "Country Road".

Namun jika kita ingin melalui kota-kota besar tersebut melalui jalan tol, maka bentuk lintasan yang akan dilalui seperti angka 4 terbalik atau angka 2 dalam bahasa Arab. Oleh karena itu perjalanan seperti itu disebut "PeroDuo", perjalanan membentuk angka 2.

Perbedaan perjalanan menggunakan jalan negara/jalan desa dengan jalan tol adalah perkiraan waktu tempuhnya. Untuk perjalanan menggunakan jalan desa dalam satu jam bisa menempuh jarak 60 km dan dengan jalan tol jarak yang ditempuh adalah 100 km.

Ketika mendarat di Bandara KLIA dan menuju "Car Rental" kami ditawari dengan dua pilihan mobil dengan biaya dan kualitas yang sama, yaitu SAGA dari Proton dan BEZZA dari Perodua. Merupakan pilihan yang sulit bagi pendatang yang tidak familiar dengan mobil produk lokal.

Namun seorang kolega yang sudah lama tinggal disana membisikkan untuk memilih BEZZA, produk Perodua yang baru berumur 3 tahun, ketimbang SAGA yang sudah melegendaris disana.

Hari sudah menjelang senja, saat kami meninggalkan KLIA, kota tujuan hari ini adalah Ipoh/Perak yang berjarak sekitar 300km. Sudah pasti ini merupakan perjalanan yang panjang dan berat, namun kami harus melakukan "early stop" di pompa bensin terdekat untuk membeli kartu tol (mereka menyebutnya - Touch n Go).

Untuk perjalanan sepanjang Jakarta-Surabaya p.p ini kami mengisi kartu tol senilai RM 200 atau sekitar Rp700rb, cukup murah sepertinya.

Benar saja, ketika baru mulai perjalanan di google-map sudah menunjukkan heavy traffic dengan warna merah dan beberapa lokasi ada accident, mungkin karena waktunya bersamaan dengan orang pulang kerja dan harus melewati Kuala Lumpur yang merupakan pusat kegiatan bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun