Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukurlah Menjadi Outsourching

10 September 2015   07:59 Diperbarui: 10 September 2015   08:53 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Angkatan kerja Indonesia per Februari 2014 mencapai 125,32 juta orang, dari jumlah angkatan kerja tersebut, sebanyak 118,17 juta orang bekerja dan sisanya 7,15 juta orang menganggur. 

Dari jumlah tersebut ternyata komposisi jumlah pengangguran terdidik di Indonesia dibanding tahun 2013 semakin banyak, hal itu juga sekaligus menggambarkan kondisi dan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Kenapa semakin banyak tenaga terdidik banyak yang menganggur ?

Saya jadi ingat waktu itu sedang berkunjung ke rumah paman, dari beliau saya sering mendapat banyak ilmu kehidupan yang memang masih saya butuhkan. Dalam sebuah perbincangan ringan beliau mengatakan bahwa seseorang yang baru lulus dan mempunyai gelar mayoritas mempunyai sifat idealisme yang tinggi, seorang sarjana baru yang masih "segar dan panas" masih mengutamakan mencari pekerjaan atau penghasilan yang sesuai bidangnya walaupun sebenarnya di dekatnya ada suatu lowongan pekerjaan dan pekerjaan itu memberikan penghasilan yang lumayan. Akibatnya mereka menjadi pengangguran terdidik.

Baru setelah muncul kesulitan dan desakan dari luar seperti ejekan "Sarjana kok nganggur" baru mereka mencari pekerjaan yang di luar dari disiplin ilmunya bahkan ijazahnya tidak dipakai mereka bekerja seadanya dan kadang jauh dari impian mereka, memang  disayangkan sebuah kesempatan yang dulunya harus diambil disia- siakan dan akhirnya kemudian mereka harus mencari dan mendapatkan moment yang tepat lagi dan walaupun entah kapan.

Kalau melihat tenaga siap kerja sekarang, memang seperti yang disebutkan di atas pengangguran terdidik semakin meningkat, jangankan yang punya gelar S1, yang punya gelar S2 juga sudah banyak yang menganggur. Oleh karena itu saya salut dengan mereka yang "pokoknya" kerja, entah jadi tukang ojek, sopir atau satpam. Satu hal yang saya patut acungkan jempol adalah  mereka yang gigih membuat usaha sendiri berkreasi atau misalnya jualan Toko On line. 

Bagi yang bernasib baik  menjadi seorang karyawan tetap adalah Anugrah, namun tentu saja status tersebut harus selalu dijaga dan dipertahankan namun selain itu ada juga dari mereka yang masih menjadi PHL atau tenaga Outsourching.

Sebagai orang yang beruntung karena sudah menjadi seorang karyawan tetap, beberapa tahun yang lalu saya pernah  mempunyai 16 orang staff, dari jumlah tersebut 12 orang adalah tenaga Outsourching, dan dari mereka hanya beberapa orang berijazah D3 yang paling banyak berpendidikan S1.

Setiap hari Selasa pagi biasanya saya minta mereka datang 15  menit lebih pagi untuk melakukan "breefing", pada kesempatan itu saya menekankan bahwa mereka beruntung menjadi Outsourching karena :

  1. Mereka tidak menganggur
  2. Gaji Outsourching sesuai dengan aturan pemerintah selain ada tambahan dari bonus dan penghasilan lainnya misalnya ada uang lembur atau dinas keluar kota.
  3. Mereka sudah ada di lingkungan perusahaan walaupun ibaratnya "masih ada di halaman belum masuk rumah"
  4. Kebijakan perusahaan lebih mengutamakan mengangkat karyawan tetap dari tenaga Outsourching seperti mereka walaupun tetap sebelumnya dilakukan lagi seleksi yang ketat.
  5. Beberapa pelatihan dari perusahaan diberikan untuk tenaga Outsourching yang tentunya akan menambah pengetahuan dan keahlian yang berguna dikemudian hari.
  6. Apabila ada tawaran menarik dari perusahaan lain dan mereka mengundurkan diri dengan baik maka mereka dapat meminta surat keterangan kerja dari perusahaan, dan tentu hal ini akan menambah point mereka ketika melamar di tempat lain. Bersyukur apabila bagi mereka yang pernah ikut pelatihan ataupun kursus ataupun seminar dan mendapatkan sertifikatnya maka sertifikat itu bisa menjadi lampiran surat keterangan kerja tersebut.

Ada hal yang menarik ketika ada beberapa staff saya mengundurkan diri, rupanya mereka "diculik" untuk menjadi karyawan di tempat Mitra Kerja, tawaran penghasilan yang lebih besar dan fasilitas yang lebih baik bahkan dijadikan karyawan tetap itu yang menjadi  penyebabnya. It's OK selama masa kontraknya sudah terpenuhi bagi saya itu rezeki mereka.

Namun syukurlah ada beberapa orang yang menolak "diculik" dengan alasan sudah nyaman bekerja bersama saya dan bekerja di perusahaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun