Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Politik

+62 Jokowi

29 September 2015   10:44 Diperbarui: 29 September 2015   10:48 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Albert Einstein pernah mengatakan "Kita tidak dapat memecahkan Masalah-masalah baru dengan cara-cara lama karena cara-cara yang lama itu hanya cocok pada masanya" . Selain itu beliau juga pernah mengatakan "Ukuran kecerdasan manusia adalah pada kemampuannya untuk berubah"

Pernyataan di atas menurut saya tidak perlu pengkajian yang dalam, seperti ketika kita mendengarkan beberapa lirik sosial Bang Iwan Fals yang berjudul "Bento" atau ketika kita menyimak sebaris lirik lagu "Berita Kepada Kawan" nya Ebiet G Ade "Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang".

Ketika lagu Bento meledak orang banyak mengartikan ada hubungannya dengan penguasa Orde baru pada saat itu Bento singkatan "Benar-benar Soeharto", begitu juga lagu Ebiet G Ade, "rumput bergoyang itu" ada yang mengartikan itu sebagai Kyai, karena ketika Kyai sedang bersholawat tubuhnya bergoyang-goyang ke kanan ke kiri.

Saya pernah menulis di Kompasiana ( http://m.kompasiana.com/tjaturpiet/jokowi-wara-wiri-huhuii_55b429051097736d25bea85f ) bagaimana Presiden Jokowi ujug-ujug ke NTT untuk mengecek bendungan Raknamo.  Kemarin waktu ke Kalimantan pun ternyata hanya berselisih 4-5 jam Presiden balik lagi mengecek pemadaman lahan yang terbakar padahal saat itu  jadwalnya beliau istirahat.

Kemarin di Karawang Presiden datang melihat panen raya dengan memakai pakaian kebesarannya baju putih tidak dimasukkan ke celana dan lengannya digulung dan satu yang mencolok, Presiden Jokowi memakai topi merah dengan tulisan +62 ala Raper yang biasa dipakai Raper Indonesia J Flow. Dengan tampilan tersebut tentu saja menimbulkan banyak tanggapan ada yang senang tetapi ada juga yang merasa aneh dan melihat bahwa tampilan itu menurunkan wibawa Presiden Jokowi. Aneh sekali... Apakah presiden Jokowi tidak boleh pakai topi semacam itu ? Dan apakah kalau ke daerah persawahan presiden Jokowi wajib pakai Caping seperti presiden-presiden sebelumnya ?? Kalau sudah benci alasannya sering tidak masuk akal dan bikin memuakan...

Direktur Centre for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi, mengkritik presiden Jokowi yang suka blusukan dan melakukan pencitraan karena bagi-bagi beras/sembako, bagi-bagi kaos, buku tulis, sepeda. Dia mengatakan bahwa ada hal yang lebih penting yaitu masalah perekonomian dan rupiah yang anjlok... Hellooww. .. Apa rapat membahas permasalahan bangsa itu harus di Jakarta ? Seruangan ? Semeja ? Dengan para Menteri-menterinya ?? 

Masih ingat ketika Jokowi masih ber beskap alias berpakaian adat Jawa masih di situasi pernikahan anaknya beliau juga melaksanakan tugas kepresidennya ?? Atau ketika berkunjung ke Luar daerah atau luar negeri juga menempati sebuah ruang untuk bekerja melakukan tugasnya ??

Ini jaman internet, orang Indonesia yang menjadi karyawan di sebuah perusahaan di daerah Silikon Valley di Ngamerika sana ternyata bekerja tiap hari di rumahnya, di kamarnya hanya dengan bercelana pendek dan bahkan mungkin belum mandi ??.

Kalau ditanya lha terus apa kerjanya Presiden Jokowi ?? hasilnya mana ?? Silakan saja anda cari di Internet, lha terus hasilnya bagaimana ?? Kok rupiah masih terburuk ?? Pengangguran masih banyak ?? Perekonomian masih kacau ?? Masih ingat cerita Bandung Bondowoso dalam cerita Tangkuban Perahu ?? Eh... (hehehe...) memang ternyata mereka lebih hebat ya, membuat perahu besar hanya dalam waktu semalam, membuat 1.000 candi dalam semalam... apakah sekarang bisa ?? Paling bisanya bikin tempe, atau bikin Peuyeum yang bisa dalam satu-dua hari jadi. Ah, saya nggak perlu menjelaskan lebih detil... dari dulu saya ambil gampangnya, kalau sampai akhir jabatan tidak berhasil, pilih yang lain..

Saya hanya membayangkan betapa bangga dan bahagianya  orang-orang daerahnya dikunjungi oleh Presiden Jokowi, bisa melihat langsung dari dekat, apalagi bersalaman dengan Presidennya dan terlebih lagi bisa dapat hadiah sepeda, untuk beberapa golongan malah bisa datang ke Istana Presiden makan siang bareng dan ber photo bareng. Pengalaman yang jarang dan bisa dikenang seumur hidupnya. Saya iri juga...

Presiden Jokowi saya lihat punya cara yang berbeda dengan cara-cara kerja presiden-presiden pendahulunya, cara-cara yang  cocok dengan masanya pada waktu itu masalah hasilnya silakan lihat saja karena sudah terjadi. Cara Presiden Jokowi yang sangat beda, baik dalam protokoler maupun berpakaian sangat beda, dan semuanya masih dalam proses, caranya bekerja, caranya memilih menteri, cara menggunakan utang negara, cara memutuskan infrastruktur mana yang perlu didahulukan dan lain lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun