Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terima Kasih Ibu....

26 Mei 2014   09:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibuku memang luar biasa, dia pengelola keuangan yang hebat, juru masak sekelas koki dapur istana, pembela keluarga yang gigih, instruktur yang cerdas dan tentu saja penawar ulung...

Kenapa aku bilang pengelola keuangan yang hebat, bagaimana tidak gaji kecil yang diberikan bapak tiap bulan untuk kami bertujuh bisa dibuat cukup kadang malah ada yang bisa disisihkan...

Untuk urusan makan kami bisa dibilang tidak perlu makan di luar selain makanannya mahal kami memang tidak punya uang.. hehehe.. tapi seperti yang aku bilang ibuku seperti koki dapur istana, yang namanya tempe dan atau tahu bisa beliau sajikan berturut turut selama seminggu lebih dengan masakan yang berbeda mulai dari yang sederhana cuma di goreng saja, trus dibuat tempe penyet, dibuat tempe mendoan dengan aroma daun jeruk nipis yang harum, dibuat tempe sambel balado, dibuat semur tempe, tempe bumbu kuning, botok tempe dan lain lain dan lain lain.. begitu juga dengan tahu..

Sebagai seorang ibu beliau juga pembela keluarga yang gigih... setiap ada perselisihan beliau selalu maju membela kami walau kadang kami mengakui bahwa semua itu kami yang mulai. Kalau ada kenduri kami semua yang didahulukan, seringkali malah beliau tidak kebagian....

Kebiasaan yang diajarkan kepada kami adalah mulai kelas 6 SD kami harus mencuci baju sendiri, beliau mengajarkan bagaimana mencuci baju dengan bersih termasuk menjemurnya sehingga pakaian lebih awet selain itu setelah makan kami harus mencuci piring sendiri dibanding mencuci baju mencuci piring satu lebih sepele tapi kami diberi tips bagaimana mencuci piring dengan bersih, seperti bekas kopi atau teh di siramkan ke piring atau wadah yang berminyak, gelas lebih dahulu yang di sabuni/di cuci setelah itu sendok, piring, dan wadah-wadah yang tidak berminyak baru selanjutnya yang lain yang besar-besar, alasannya hanya sepele yang berminyak jangan malah mengotori yang tidak, memang lucu juga ya ada gelas berminyak...betul juga..

Kegiatan pagi yang termasuk paling menyenangkan adalah ketika melihat beliau berbelanja sayuran sebagai contoh harga sayur seribu beliau bisa tawar setengahnya dan malah dapat bonus lain tapi bayarnya nanti awal bulan... hmmmm... sampai sekarang saya tidak pernah bisa mencontoh hal semacam itu...

Sekarang ini adalah tahun ke sembilan ibuku meninggalkan kami kembali kepadaNya, sakit yang dideritanya menghentikan kebersamaan kami....

Beliau adalah Ibu yang hebat, seorang Ibu Tiri yang luar biasa... terimakasih Ibu, semoga Allah SWT selalu ada di sisimu bersama Ibu kandungku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun