Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Medsos sebagai Pengadilan Rakyat

1 April 2015   13:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih ingat kasus Florence yang mengunggah status di media sosial yang menghina masyarakat Yogyakarta  atau kasus Nando yang juga mempermasalahkan hari Raya Nyepi di Bali dengan cara yang sama ??  Bagaimana reaksi masyarakat ?? Sungguh luar biasa akibatnya mereka berdua di-bully bahkan Florence di adukan ke aparat kepolisian dan informasi terakhir dihukum percobaan dan denda Rp. 10 juta.

Sebenarnya masih banyak lagi yang terjadi dimana ketika seseorang terutama publik figure melakukan sebuah aksi yang menurut masyarakat jauh dari kepantasan masuk dalam Media Sosial ataupin Internet.

Yang terakhir dan masih hangat adalah tindakan aparat kepolisian yang arogan yang mau menindak supir trans Jakarta karena menyenggol sebuah motor yang berada di jalur Busway, sehari setelah kejadian dan diunggah di medsos, yang bereaksi baik dengan cara ikut berkomentar maupun men "share"  bisa sampai ribuan kali dan akhirnya pihak kepolisianpun turun tangan dan meminta maaf atas tindakan arogansi aparatnya.

Berkaca dari kejadian di atas, saya senang sekali dengan reaksi yang ditunjukkan baik oleh rakyat di TKP maupun rakyat medsos, saya yakin kepeduliannya semua karena sudah muak dengan apa yang selama ini memang seharusnya tidak ada di bumi Indonesia.

Kesengsaraan rakyat bertambah karena dibebani ulah oknum aparat, lihat saja TKW yang heran suratnya suratnya diabaikan sementara yang lain segera diproses karena menyelipkan rupiah di surat-suratnya, atau ada juga (kembali) polisi yang memakai mobil patroli maju mundur di sebuah jalan kemudian menghentikan mobil truk dan setelah sopir/kernetnya menghampiri mobil patroli tersebut truk dapat melanjutkan perjalanannya, ini bukan rahasia umum pasti terjadi transaksi di sana.

Lain lagi dengan anggota Dewan yang terhormat, pernah beberapa video mesum para anggota Dewan dengan wanita yang bukan istrinya tersebar di internet yang menyebabkan mundurnya anggota dewan tersebut, ada juga yang ketika sedang rapat  - dan yang pasti semua rapat di Dewan itu penting - malah tidur atau malah cuma tanda tangan kehadiran saja, atau ada juga yang ketahuan browsing situs porno atau main game dan malah anggota Dewan yang baru saja masuk Senayan yang juga artis terkenal kedapatan sedang merokok di ruangan dimana hal itu terlarang.

Saya bersyukur bahwa inilah sebuah bentuk persidangan murni masyarakat, Masyarakat sendiri yang menjadi Polisi, Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim yang jauh dari permainan, sogokan atau suatu kepentingan. Vonis yang dihasilkan sesuai dengan keinginan Rakyat.

Di persidangan yang asli masih banyak terdapat sandiwara, hukum tumpul ke atas tajam ke bawah, oknum aparat hukum yang bermain main dengan hukum sudah banyak contohnya dan yang paling menyesakkan rakyat adalah ketika seorang Ketua MK terbukti mempermainkan kasus dengan  imbalan rupiah dalam jumlah sangat-sangat besar.

Keadilan memang harus ditegakkan dan kalau hanya menyerahkan kepada aparat penegak hukum, saya (dan mungkin Anda) tidak yakin akan berjalan sesuai yang diharapkan jadi mari kita bantu para aparat hukum atau pihak yang berwenang dengan cara yang menurut kita akan segera diketahui, dilihat, didengar dan langsung di tindaklanjuti sampai tuntas dan adil. Media Sosial sekarang banyak jenisnya, Syaratnya seperti tidak ada permainan/rekayasa, beritanya kebenaran bukan kepentingan dan sogokkan dan yang utama adala dokumentasi yang valid baik bentuk gambar maupun video.

Saya yakin bahwa kemajuan tekhnologi dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya untuk kemajuan dan kemakmuran sebuah negara tetapi semua tergantung niat kita.

Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.

Salam sukses....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun