Wagub jadi gubernur baru? Sepertinya hal yang mungkin saja terjadi, melihat perkembangan politik di Jakarta akhir-akhir ini.
Mari kita telaah, berbagai peristiwa yang terjadi saat ini. Diawali dengan kisruhnya Pencalonan Kapolri, hingga Hak Angket yang bergulir saat ini. Bukan tidak mungkin, dibalik batalnya BG dan dicalonkannya BH, berimbas pada DKI-1. Kita ketahui bersama DKI-2 saat ini adalah anggota parpol,yang mana DKI-1 bisa dibilang independent. Bukan rahasia lagi, BG adalah calon utama tunggal dari suatu parpol,yg pada akhirnya harus batal demi etika dan dibatalkan oleh petugas parpol tsb. Dan saat ini DKI-2 kebetulan dari parpol yang sama, yg saat ini juga terlibat dalam Hak Angket yang sedang berproses.
Mengapa ada parpol yg menarik diri dari Hak Angket? Sepertinya ini berkaitan dengan tidak harmonisnya hubungan keduanya pasca isu Kapolri,dimana satu pihak ngotot tetap pada pilihan pertama, dan pihak lainnya legowo pada putusan RI-1. Hal serupa juga terjadi pada proses Angket kali ini, entah kebetulan atau pencitraan, susah untuk dijawab.
Apabila hal ini benar, maka kompromi politik yang ada kurang lebih sebagai berikut
1. Hasil dari batalnya pencalonan BG adalah kompensasi thdp jabatan tertentu.
2. Secara kebetulan, terjadi hak angket, yang berpontensi pada pemakzulan DKI-1, yang membuka peluang DKI-2 untuk naik ke posisi yang sebelumnya dimiliki parpol tsb.
3. Sampai saat ini belum terindikasi parpol dengan mayoritas suara (secara per parpol) tersebut menarik diri dari team Angket, walaupun disadari Angket ini tidak berkualitas. Sedangkan parpol satunya, menarik diri, seperti perbedaan sikap ketika polemik BG.
Apabila benar seperti ini skenarionya,maka siaplah terima kenyataan yang mengejutkan (walau seharusnya tidak mengejutkan), yang akan memberikan kita DKI-1 yang baru dan DKI-2 baru dari salah satu parpol, sesuai komposisi awal dulu. Bila ini terjadi, percayalah, konflik legislatif dan eksekutif akan berkurang karena kompromi yg baik.
Ini adalah opini pribadi saya, diantara sekian banyak kemungkinan, hal ini bisa saja terjadi. Saya pribadi mendukung penuh DKI-1 saat ini, walaupun berkata2 kasar, namun tulus, ketimbang mulut manis namun munafik
Orang bilang mulut pintu dosa,betul, namun hati sumber pahala. Jika hatipun busuk, mana lagi sumber pahalamu??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H