masih tersisa senyum dan ragu yang hambar
: sejarah selalu merayap pelan untuk dilupakan.
semalam, sehabis melarutkan malam dengan secangkir kopi
kita tak sempat berdoa agar aroma kopi bisa mengusir sepi
semalaman, kita menuduh kalender tak lagi peduli
: persis puisi pucat yang kabur dari wilayah bahasa.
secangkir kopi dan kita
saling mengintai siapa
lebih dahulu mematikan lampu
menipu cahaya menilap waktu
sebab kita adalah sepasang khianat