inilah aku si kuda goyang, mantram segala mantram, penakluk sekaligus pengobar birahi
di tengah altar, di pusar empat kiblat penjuru mata angin aku bergoyang. goyangku goyang
tali benang menjerat sukma, mengikat buhul pesona di antara kedip matamu. bergoyang
ekorku si kuda goyang muara segala mantram. kulecut ekorku si kuda goyang, Â bet bet
kusabetkan puncak mahameru hingga rontok jadi lentik api membakar birahimu pada pesona kuda goyang,  bet bet kusabetkanÂ
pada bumi mengaburkan debu kobarkan pesona taksuku,
ekorku si kuda goyang kulecutkan, bet bet kusabetkan pada lautan hasrat yang akan padam
kecuali pada dengus si kuda goyang. kulecutkan ekorku, bet bet kusabetkan pada hatimu. membuat jiwa bergoyang. membuatmu menari bergoyang-goyang, gendhengpuyeng berputar-putar, berlari menjemput hasrat si kuda goyang sang birahi yang meringkik-ringkik.
di tengah altar. di pusar empat kiblat penjuru mata angin. aku si kuda goyang menggoyang ekor
: ini segala birahi hasrat yang meringkik ringkik menerjang sukmamu!
                                                Â