Tjahja Nurrobi, dr, M.Kes, Sp.OT (K)
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama kurang lebih 9 bulan, namun belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir. Justru di beberapa negara termasuk di Indonesia menunjukkan pola grafik peningkatan jumlah kasus.Â
Dilain pihak, pemerintah telah menyiapkan vaksin yang saat ini sedang diuji secara klinis. Dengan adanya vaksin tersebut, diharapkan akan terjadi kekebalan yang didapat (acqured immunity) terhadap Covid-19.Â
Pertanyaan selanjutnya adalah berapa lama orang yang sudah memiliki kekebalan yang didapat terhadap SARS-CoV-2 dapat melindungi terjadinya infeksi ulang (reinfeksi).Â
Tentu harapannya adalah bahwa kekebalan yang didapat baik dari infeksi alami ataupun dari vaksin dapat bertahan selama mungkin. Namun sepertinya data menunjukkan bahwa kekebalan tersebut tidak akan bertahan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Metode Penelitian
Dua buah studi retrospektif (Edridge, 2020) bisa melihat data jangka panjang tentang adanya reinfeksi penyakit yang disebabkan oleh family virus korona lainnya, termasuk influensa, SARS atau MERS.Â
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perilaku family virus korona lainnya, sehingga kemudian dapat diprediksi perilaku virus SARS-CoV-2.
Sebelum ditemukannya SARS-CoV-2, enam virus corona diketahui dapat menginfeksi manusia. Empat virus korona menjadi penyebab penyakit pernapasan yang relatif jinak yang secara teratur bersirkulasi menyebabkan kondisi yang kita kenal sebagai influensa.Â