Mohon tunggu...
RM Tjahja Nurrobi dr MKes SpOT
RM Tjahja Nurrobi dr MKes SpOT Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Pemerhati Masalah Kesehatan

Dokter TNI AL, Kandidat Doktor Epidemiologi FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mewaspadai Serangan Multi Gelombang Covid-19

2 Mei 2020   07:54 Diperbarui: 2 Mei 2020   16:59 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik 3: Kurva epidemiologi pada SARS (2002) dan MERS (2012) juga menunjukkan serangan multi gelombang | dokpri

Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak akhir bulan Desember 2019, masih belum menunjukkan kapan waktu berakhirnya. Didalam kurva epidemiologi pandemi / epidemi kita mengenal 4 tahapan, yaitu: Early Development, Acceleration, Late Accumulation dan Recovery. 

Mayoritas negara termasuk di Indonesia saat ini berada di tahap Late Accumulation (mendekati puncak). Namun beberapa negara spt Cina dan Korea sudah mulai berada di tahap Recovery (menunjukkan penurunan grafik). 

Hal ini memicu banyaknya prediksi oleh beberapa ahli yang melangsir tentang kapan redanya Covid-19 di Indonesia ini. Baik dari lembaga pendidikan (UI, ITB, UGM, UNS), Kementrian / Lembaga (BIN), maupun dari luar negeri (SUTD, JP Morgan). 

Tabel 1. Beberapa Prediksi Covid-19

sumber: dokpri
sumber: dokpri
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa prediksi paling optimis waktu redanya Covid-19 di Indonesia adalah pada bulan April 2020 dan prediksi paling pesimis adalah pada bulan September 2020. 

Namun demikian bila kita melihat jumlah kasus hingga awal April ini, sepertinya masih mengarah ke puncak kurva dan kecil kemungkinannya akan berakhir di bulan April.

Sementara bila kita mengamati riwayat pandemi yang disebabkan oleh penyakit influensa (Spanish Flu, Asian Flu, Hongkong Flu, Swine Flu) dan penyakit pnemonia (SARS dan MERS), semuanya menunjukkan adanya serangan multi gelombang pada kurva epidemiologinya. 

Grafik 2 : Kurva epidemiologi pada beberapa pandemi influensa yang menunjukkan serangan multi gelombang | dokpri
Grafik 2 : Kurva epidemiologi pada beberapa pandemi influensa yang menunjukkan serangan multi gelombang | dokpri
Grafik 3: Kurva epidemiologi pada SARS (2002) dan MERS (2012) juga menunjukkan serangan multi gelombang | dokpri
Grafik 3: Kurva epidemiologi pada SARS (2002) dan MERS (2012) juga menunjukkan serangan multi gelombang | dokpri
Jarak antar serangan sangat bervariasi. Ada yang beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini berhubungan dengan mitigasi dan kesiapsiagaan yang diterapkan oleh pemerintah dan masyarakat terhadap adanya kemungkinan serangan yang berikutnya. 

Pemerintah berkewajiban untuk membuat regulasi tentang kapan waktu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selesai diberlakukan, mensosialisasikan adanya kemungkinan serangan berikutnya, mengingatkan tentang cara mitigasi penyebaran Covid-19 (yaitu dengan tetap memakai masker, sering mencuci tangan dan melakukan Sosial Distancing). Sementara masyarakat berkewajiban untuk mematuhi peraturan serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemerintah. 

Artinya apabila sudah nampak adanya penurunan kurva epidemiologi (tahap Recovery), masih ada kemungkinan untuk meningkat lagi (serangan gelombang kedua). Oleh karena itu kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Beberapa hal yang perlu dilaksanakan adalah:

1. Tetap menggunakan APD (Masker)
2. Sering mencuci tangan
3. Tetap melakukan pembatasan melalui Social Distancing  
4. Sosialisasi tentang kemungkinan adanya serangan gelombang kedua
5. Tetap menyiagakan, menambah dan melengkapi fasilitas kesehatan yang sudah ada
6. Melaksanakan point 1-5 sampai dengan 3-6 bulan sejak tidak ditemukannya kasus baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun