Mohon tunggu...
Febrian Prasetiyo
Febrian Prasetiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bahagia itu sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Probolinggo Punya Budaya

20 September 2023   10:29 Diperbarui: 20 September 2023   10:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: milik pribadi Tiyo

Probolinggo adalah salah satu kabupaten yang ada diprovinsi Jawa Timur, dengan cagar budaya dan pariwisata yang sangat beragam mulai dari gunung, bukit, laut dan kepulauan. Setiap daerah miliki beberapa perbedaan budaya salah satunya.

KASADA yang merupakan budaya dari suku tengger yang tinggal dibawah lereng gunung Bromo, kasada merupakan upacara persembehan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur biasanya diadakan setiap bulan kasada pada hari ke-14 dalam kalender tradisional hindu tengger. Tujuan upacara kasada adalah sebagai rasa syukur masyarakat tengger dengan memberi persembahan kepada paara dewa sebagai bentuk pernghormatan. selain menghormati leluhur juga bertujuan agar dijauhkan dari musibah dan mara bahaya sekaligus memohon agar hasil panennya melimpah.

KARO adalah hari raya bagi suku tengger, dengan berkumpul di balai desa dan menggelar parayaan hari raya karo dengan Tari Sodoran. Tari sodoran adalah sebuah prosesi perayaan hari raya karo dengan mengisahkan sebuah prosesi perkawinan yang ada Pulau Jawa dengan iring-iringan, saat iring-iringat ada robongan mempelai laki dan menuju pelaminan. Ritual itu melibatkan mempelai pria dan wanita, yang dipilih dari dua desa. Mempelai perempuan dari desa jetak dan Mempelai laki-laki dari desa Wonotoro.

Sebelum tari sodoran dimulai ibu-ibu atau wanita warga setempat melakukan iring-iringan dengan berjalan kaki membawa sejumlah rantang yang berisi makanan untuk dimakan bersama-sama setelah prosesi atau ritual berlangsung.

LOMBA PATROL biasanya dilakukan pada saat bulan puasa yang diikuti oleh mayoritas pemuda-pemuda desa yang diselenggarakan oleh pihak Kecamatan. Para pemuda itu membuat grup dengan teman-teman sebaya yang berada di desanya untuk mengikuti lomba tersebut, peserta lomba patrol dikumpulkan pada satu tempat untuk berjalan hingga menuju tempat akhir yang sudah ditentukan oleh panitia.

PETIK LAUT adalah budaya masyarakat yang berada di daerah pesisir, setiap tahunnya ritual ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas rahmat yang diberi kepada umatnya, tujuan utama petik laut adalah untuk menyukuri nikmat rezeki para nelayan selama satu tahun lalu dan memohon berkah serta keselamatan. 

Dalam perayaan tersebut biasanya para nelayan menghiasi kapal-kapalnya sebelum melaksanakan ritual petik laut tersebut, dan menyiapkan satu kapal kecil yang berisi hasil bumi dan makanan salah satunya pohon pisang, bubur warna-warni, kue, buah, emas, dan kepala sapi. lalu seluruh kapal nelayan yang sudah dihias menuju ketengah dan menarik kapal kecil yang berisi hasil bumi itu untuk ditenggelamkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun