Mohon tunggu...
Erzetiyo
Erzetiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengembara laut dan gunung, penikmat fajar dan senja

Macro lovers, Coffee addict, Bookworm

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mad Mizan Sayang Padamu

30 November 2010   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:10 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pulang kantor, gue tidur-tiduran sambil nunggu ngantuk gue buka kompasiana. Ternyata ada postingan norak dari Mad Mizan dengan paragraf pembuka yg memukau, tentang semangat lelaki muda di akhir bulan. Paragraf kedua & selanjutnya, isinya bikin panas hati. Gue ga ngerti tulisan si mad ini, gue ga nangkap pesan positif dalam postingannya. Menurut gue, ini bukan kritik tapi hujatan & penghakiman, kompasianer "ter" dibilang munafik dengan postingan terbaru mereka sebagai apresiasi terhadap penghargaan yg mereka dapat. Jika kita menunjuk orang, hanya 1 jari aja yg mengarah ke orang tersebut tapi ada 4 jari lain yg mengarah pada kita. Jadi, jika nengatakan orang lain munafik maka kita 4 kali lebih munafik dari orang yg kita tunjuk. Gue pengen nanya, penghargaan apa yg sudah di dapat si mad ini selama malang melintang di kompasiana? Tongnya diisi dulu, biar bunyinya ga nyaring, merusak kuping tetangga yg tentram damai. Gue yakin, kompasianer yg dapat gelar "ter" ini secara tidak sengaja, yg sengaja tuh admin karena yg memilih admin. Gelar "ter" ini juga didapat bukan karena lomba tapi karena proses berkarya mereka selama di kompasiana. Semua kompasianer bisa menerima, cuma si mad aja yg ga terima. Mad kalo mau, minta tuh sama admin! Biar berimbang, gue cari-cari alasan positif kenapa si mad menulis seperti itu. Alasan yg terpikirkan ma gue yaitu karena si mad sayang pada mereka. Sayang makanya dia peduli, seperti orang tua yg memotifasi anaknya agar jadi lebih baik lagi. Tapi berhubung orang tua ini otoriter, kata-kata yg digunakan keras & menyakitkan hati. Kritik sepedas apapun sah-sah aja tapi gunakan bahasa yg santun. Maksud baik tapi disampaikan dengan bahasa yg kasar, siapa sih yg mau terima!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun