Mohon tunggu...
Tiyas Nur Haryani
Tiyas Nur Haryani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumni Administrasi Negara FISIP UNS, peminat studi gender, tinggal di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bunda Sehat, Bayi Lahir Selamat

13 Maret 2012   04:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menurut WHO, keamtian yang disebut dalam Angka Kematian Ibu adalah kematian selama masa kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah persalinan, terlepas dari lama dan letak kehamilan, karena penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya tetap bukan karena kecelakaan. Tidak dipungkiri lagi bahwa mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah terbesar di negara-negara berkembang.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum tahun 1995 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengikuti antenatal care (ANC) secara teratur dapat ditemukan resiko tinggi kehamilan. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ibu hamil yang diklasifikasikan kehamilan normal, pada saat persalinan bisa menjadi sangat berisiko (Rachmawati, 2004).
Ada 6 penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di negara-negara berkembang yang harus diwaspadai oleh para ibu dan calon ibu. Pertama, pendarahan yang merupakan satu penyebab tertinggi kematian ibu maternal. Pendarahan pada ibu bersalin dapat dicegah dengan mengatasi terlambat tiga, yaitu mengatasi keterlambatan dalam mendapat pelayanan dan penanganan fasilitas kesehatan begitu proses persalinan dimulai. Kedua, eklampasia yang merupakan resiko tekanan darah tinggi, demam dan kejang-kejang. Eklampasia dapat dicegah jika ibu hamil mau melakukan pemeriksaan secara berkala selama kehamilan. Pemerintah menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ibu dan janinnya minimal 4 kali, saat kunjungan ibu hamil harus diberi suplemen tablet besi serta vaksin anti tetabus. Hal terbut demi kesehatan ibu dan janin yang akan dilahirkannya ke dunia sebagai generasi penerus.
Faktor lain yang meningkatkan AKI adalah KEK (Kekurangan Energi Kronis). Kondisi tersebut mengakibatkan ibu memiliki LILA (Lingkar Lengan Atas) yang kecil yaitu dibawah 23,5 cm yang merupakan indikator resiko tinggi dan mengakibatkan anemia pada ibu hamil.
Mencukup kebutuhan nutrisi ibu hamil amat penting demi kelancaran proses kehamilan dan persalinan serta akan membantu dalam mencegah resiko bayi berat lahir rendah (BBLR). Mengenali 3 T antara lain terlamat mengenali masalah yang muncul, mengatasi keterlambatan pengambilan keputusan dan mengatasi keterlamabatan dalam penanganan fasilitas persalinan adalah beberapa langkah penting pencegahan kematian ibu maternal dan demi kelahiran bayi yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun