Halo Lokal - Tidak terasa, kita sudah berada di penghujung tahun dan perayaan Natal serta Tahun Baru (Nataru) sudah di depan mata. Bagi sebagian besar masyarakat, momen ini adalah waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, merayakan, dan tentu saja, menyantap berbagai hidangan lezat. Namun, ada satu hal yang membuat ibu-ibu rumah tangga di Sumatera Utara (Sumut) sedikit khawatir, yaitu kenaikan harga cabai merah yang cukup signifikan. Di beberapa daerah di Sumut, harga cabai merah bahkan mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Harga cabai merah di Sumut naik jelang Nataru, dengan Nias Utara mencapai Rp 60 ribu/kg. Kenaikan disebabkan tingginya permintaan selama liburan. - Tiyarman Gulo
Kenaikan Harga Cabai Merah: Mengapa Bisa Terjadi?
Di Kabupaten Nias Utara, harga cabai merah sudah menyentuh angka Rp 60 ribu per kilogram, yang tentunya jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang biasanya dipatok sekitar Rp 55 ribu per kilogram. Tentu saja, harga yang melambung ini bisa membuat siapa pun terkejut, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa membeli cabai dengan harga yang lebih terjangkau.
Menurut Charles Situmorang, Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag ESDM Sumut, kenaikan harga cabai merah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingginya permintaan menjelang perayaan Nataru. "Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi karena libur Natal, tetapi juga karena libur sekolah yang berbarengan dengan libur akhir tahun. Semua faktor ini membuat permintaan akan cabai merah meningkat, dan harga pun ikut terdongkrak," jelas Charles.
Dampak Kenaikan Harga Cabai di Berbagai Daerah
Selain Nias Utara, beberapa daerah lain di Sumut seperti Labuhanbatu Utara, Nias Barat, dan Nias Selatan juga mengalami kenaikan harga cabai merah hingga mencapai Rp 55 ribu per kilogram. Namun, ada juga daerah yang masih bisa menemukan harga cabai merah dengan harga yang lebih murah, seperti di Kota Tanjung Balai dengan harga sekitar Rp 32 ribu per kilogram dan Kota Pematang Siantar dengan harga Rp 38 ribu per kilogram.
Tentu saja, perbedaan harga ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari jarak distribusi, permintaan pasar, hingga ketersediaan pasokan cabai di masing-masing daerah. Meski demikian, untuk wilayah-wilayah yang harganya sudah tinggi, tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang mengandalkan cabai merah dalam memasak hidangan sehari-hari.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Kenaikan Harga Cabai?
Bagi masyarakat, kenaikan harga cabai merah bisa menjadi beban tambahan, terutama di tengah berbagai kebutuhan lain selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk tetap bisa menikmati hidangan lezat tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Mencari Sumber Cabai Alternatif
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mencari cabai dari pasar atau daerah lain yang masih menjual dengan harga lebih terjangkau. Pasar tradisional atau pasar kecil mungkin menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan pasar-pasar besar atau modern.Berkreasi dengan Bumbu Lain
Jika harga cabai terlalu mahal, Anda bisa mengganti cabai dengan bahan lain yang tetap memberikan rasa pedas, seperti lada atau merica. Meskipun rasanya tidak persis sama, namun kedua bahan ini tetap bisa memberikan cita rasa pedas yang diinginkan.Menanam Cabai Sendiri
Bagi yang memiliki lahan di rumah, menanam cabai sendiri bisa menjadi solusi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Selain bisa menghemat pengeluaran, Anda juga bisa menikmati cabai segar setiap saat.
Pasokan Cabai Merah di Sumut Masih Aman
Meski harga cabai merah melambung tinggi, Charles Situmorang memastikan bahwa pasokan cabai merah di pasar-pasar Sumut tetap aman. "Kami terus melakukan pemantauan di pasar-pasar, dan meskipun ada kenaikan harga, yang terpenting adalah barang-barang tetap tersedia. Pasokan cabai tetap ada," tambahnya.
Dengan adanya pemantauan yang rutin, pemerintah daerah berusaha memastikan agar pasokan bahan pokok tetap terjaga, meskipun ada fluktuasi harga yang bisa terjadi. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik, karena harga-harga ini diperkirakan hanya akan berlaku untuk sementara waktu.