Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bijakkah Menikah dengan Utang?

24 November 2024   09:07 Diperbarui: 24 November 2024   09:10 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Money - Pernikahan adalah momen yang sangat dinanti-nanti oleh banyak pasangan. Hari yang penuh kebahagiaan dan harapan untuk memulai babak baru dalam hidup. Namun, sayangnya, tidak sedikit pasangan yang memilih untuk memulai perjalanan ini dengan utang, demi memenuhi berbagai kebutuhan dan impian pernikahan mereka.

Lalu, apakah menikah dengan utang itu bijak? Mari kita bahas lebih dalam, karena meskipun keputusan ini sering kali dilakukan dengan niat baik, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar tidak terjebak dalam masalah keuangan yang lebih besar di masa depan.

Menikah dengan utang bisa berisiko. Jika terpaksa, rencanakan pembayaran utang dengan matang dan prioritaskan keuangan jangka panjang. 

Menikah dengan Utang: Bijak atau Tidak?

Pada dasarnya, menikah dengan utang bisa jadi pilihan yang terpaksa diambil karena alasan tertentu. Mungkin karena keinginan untuk memiliki pesta pernikahan mewah atau memenuhi berbagai kebutuhan yang dianggap penting di hari spesial tersebut. Namun, sebelum memutuskan untuk berutang demi pernikahan, sangat penting untuk memahami konsekuensi finansial yang akan ditanggung, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Jika utang digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif, seperti pesta pernikahan besar-besaran atau belanja mewah, ini bisa menjadi masalah besar. Utang akan menjadi beban yang menambah stres dalam kehidupan rumah tangga, bahkan bisa memperburuk kondisi keuangan pasangan di masa depan. 

Sebaliknya, jika utang digunakan untuk tujuan yang lebih bijak, seperti membeli rumah yang akan menjadi aset di masa depan, tentu hal ini lebih bisa dipertimbangkan, meskipun tetap harus dengan pertimbangan matang.

Namun, ketika pernikahan terpaksa didanai dengan utang, sebaiknya pasangan fokus pada bagaimana menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat dan efektif setelah pernikahan.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terpaksa Berutang untuk Pernikahan?

  1. Rencanakan dengan Matang: Jika kamu dan pasangan merasa bahwa pernikahan akan sulit terlaksana tanpa utang, pastikan segala hal direncanakan dengan matang. Tentukan tujuan utang secara spesifik---apakah itu untuk biaya acara pernikahan, uang muka rumah, atau hal lainnya. Jangan sampai kamu berutang untuk hal yang tidak memiliki nilai jangka panjang.

  2. Evaluasi Kemampuan Finansial: Setelah menikah, ada baiknya kamu dan pasangan mengevaluasi keuangan dengan jujur. Buat anggaran yang realistis dan pastikan kamu bisa membayar utang tanpa mengorbankan kualitas hidup sehari-hari.

  3. Komunikasi yang Terbuka: Menikah bukan hanya tentang dua hati yang bersatu, tetapi juga dua keuangan yang saling bergantung. Jika salah satu pihak terbebani utang, penting untuk saling mendukung dan berkomunikasi dengan terbuka mengenai cara menyelesaikan masalah tersebut.

  4. Prioritaskan Pembayaran Utang: Setelah menikah, fokus utama harus pada penyelesaian utang. Hal ini akan mengurangi beban mental dan finansial. Jika perlu, buat rencana pembayaran utang yang jelas dan realistis, misalnya dengan mengurangi pengeluaran yang tidak penting atau mencari sumber pendapatan tambahan.

Mengapa Pasangan Muda Relatif Berutang Demi Pernikahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun