Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa realisasi investasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada triwulan III 2024, realisasi investasi tercatat mencapai Rp431,48 triliun, yang tumbuh sebesar 15,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dihitung sejak Januari hingga September 2024, total investasi yang masuk ke Indonesia sudah mencapai Rp1.261,43 triliun, tumbuh hampir 20 persen secara year-on-year.
Meskipun angka ini sangat menggembirakan, tantangan besar tetap ada, terutama terkait dengan penyederhanaan proses dan pengurangan birokrasi yang masih dianggap memberatkan. William Hickey menegaskan bahwa agar Indonesia bisa benar-benar menjadi tujuan investasi utama di Asia Tenggara, masih perlu ada perbaikan dalam hal efisiensi birokrasi dan regulasi.
Peluang di Greater Bay Area dan Hubungan Ekonomi Indonesia-China
Tidak hanya dalam konteks domestik, tetapi juga dalam konteks hubungan internasional, Indonesia memiliki peluang besar dalam membuka pintu investasi. Salah satu kawasan yang dapat dijadikan sebagai contoh adalah Greater Bay Area (GBA) di China, yang merupakan wilayah dengan tingkat inovasi dan ekonomi yang pesat. Dalam sesi berbagi di konferensi tersebut, para akademisi dan pakar ekonomi mengajak Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada di GBA, baik dalam hal investasi maupun kolaborasi teknologi.
William juga menyoroti bahwa kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara di kawasan GBA bisa memberikan manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal teknologi hijau dan inovasi industri. Bagi Indonesia, ini adalah kesempatan untuk memperkuat posisi ekonomi di Asia, terlebih dengan adanya kebijakan yang lebih terbuka terhadap investasi asing.
Apa yang Harus Diperbaiki?
Secara keseluruhan, Indonesia memang telah melakukan berbagai langkah yang signifikan untuk meningkatkan daya tarik investasi, namun tantangan utama tetap ada pada perbaikan sistem birokrasi dan regulasi yang masih dianggap mempersulit investor. Dengan penyederhanaan lebih lanjut dalam hal regulasi, serta peningkatan transparansi dan kecepatan layanan perizinan, Indonesia berpotensi untuk menjadi destinasi investasi utama di kawasan ini.
Selain itu, insentif pajak, kemudahan proses perizinan, dan akses ke pasar global melalui kerja sama internasional menjadi faktor penting yang harus terus diperkuat. Jika semua ini dapat dilakukan dengan baik, Indonesia tidak hanya akan menarik lebih banyak investor, tetapi juga akan memperkuat daya saingnya di pasar global.
Jadi, apakah Indonesia siap memanfaatkan momentum ini untuk lebih membuka diri dan menyambut para investor? Jawabannya ada pada seberapa cepat pemerintah dan sektor swasta bisa bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang ada dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H