anggaran. Simone Abrahamsohn, seorang penulis dan pekerja kesehatan di Toronto, berbagi kisah pribadinya yang menggambarkan perjalanannya dari ketergantungan pada peminjam uang jangka pendek menuju pengelolaan keuangan yang lebih baik. Kisahnya adalah pengingat akan pentingnya mengelola uang dengan bijak dan menghindari jebakan utang yang dapat menghancurkan.
Tiyarman Gulo - Kehidupan seringkali membawa kita pada situasi yang tak terduga, terutama dalam hal keuangan. Kita mungkin terjebak dalam pola pengeluaran yang tidak sehat atau merasa kesulitan untuk mengatur"Simone Abrahamsohn membagikan pengalamannya mengatasi ketergantungan pada peminjam uang dan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik."
Awal Mula Masalah Keuangan
Setelah mengalami kebangkrutan pribadi beberapa tahun yang lalu akibat pengelolaan keuangan yang buruk, Simone mendapati dirinya tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit. Situasi ini membuatnya mulai bergantung pada peminjam uang jangka pendek. Awalnya, dia hanya menggunakan layanan ini sesekali, tetapi perlahan-lahan ketergantungan itu semakin meningkat. Simone merasa nyaman dengan proses meminjam uang meski dengan bunga tinggi, yang sering kali mencapai 46,9 persen.
Ketika pandemi melanda, dan Simone beralih ke pekerjaan paruh waktu untuk merawat saudaranya, tekanan keuangan semakin meningkat. Dia berusaha untuk merasa "berkelimpahan" saat musim liburan tiba, dan niat tersebut mendorongnya untuk meminjam uang lebih banyak lagi. Dalam upaya untuk menghindari kesulitan finansial, Simone justru terjebak dalam siklus meminjam yang berbahaya.
Perasaan Terjebak dalam Siklus Utang
Seiring berjalannya waktu, Simone menyadari bahwa kebiasaannya meminjam uang telah mengganggu hidupnya. Dia mulai melewatkan pertemuan dengan teman-teman dan rekan kerja karena lebih banyak menghabiskan waktu di tempat peminjaman uang. Dalam pikirannya, dia berkata, "Sekali lagi saja," yang hanya memperburuk situasi. Ketergantungan ini membuatnya merasa terasing dan sangat tidak nyaman.
Masalahnya bukan hanya sekadar finansial; kesehatan mentalnya pun mulai terganggu. Dia mengalami masalah tidur dan gejala kecemasan yang kronis. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa orang dengan ADHD sering kali kesulitan mengelola keuangan, Simone menyadari bahwa alasan tersebut tidak dapat terus dijadikan pembenaran untuk perilakunya yang merugikan.
Mengambil Langkah untuk Perubahan
Menyadari bahwa situasi ini tidak dapat dibiarkan, Simone memutuskan untuk kembali ke konselor kredit yang membantunya saat mengalami kebangkrutan. Dalam proses ini, dia menemukan bahwa ketergantungannya pada peminjam uang berasal dari keinginan untuk memiliki dana cadangan saat merayakan liburan atau ulang tahun. Dia menyadari bahwa yang dibutuhkan bukanlah tambahan pinjaman, melainkan pengelolaan anggaran yang lebih baik.
Salah satu pelajaran paling penting yang dipetik Simone adalah memisahkan uang dari emosi. Dia belajar untuk tidak mengaitkan uang dengan perasaan seperti "Saya perlu uang untuk merayakan dengan baik" atau "Kenapa saya kekurangan uang?" Dengan mengubah pola pikirnya, Simone mulai melihat uang sebagai alat yang bisa membantunya, bukan sumber dari stres.
Strategi Pengelolaan Keuangan yang Efektif
Dalam upaya untuk melepaskan diri dari peminjam uang, Simone mulai mengimplementasikan beberapa strategi pengelolaan keuangan yang lebih baik. Dia menemukan influencer keuangan di YouTube yang menggunakan metode visual seperti amplop berwarna untuk memisahkan tujuan tabungannya. Ini terbukti sangat membantu untuk otaknya yang ADHD, membuat proses menabung terasa lebih menyenangkan dan terorganisir.
Berikut beberapa strategi yang Simone terapkan: