Mohon tunggu...
Sofah D. Aristiawan
Sofah D. Aristiawan Mohon Tunggu... Penulis - Sofah D. Aristiawan

Pengagum Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Book

Figur Tanpa Jubah Nama Besar

5 April 2023   16:36 Diperbarui: 5 April 2023   16:46 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                       

Judul: ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999

Tim Penulis: Teddy Wibisana, Nanang Pujalaksana, Rahadi T. Wiratama

Penerbit: Penerbit Buku Kompas, 2022

Tebal: xx + 308 halaman

ISBN 978-623-346-684-4

Angka dan Nama

1998. Angka yang diberi nama. Suatu pancang guna menandakan yang lama, ia yang telah roboh, didesak untuk berubah, dan untuk itu, berganti jadi awal yang sama sekali baru. Karenanya, angka itu bukan sekadar baris tahun, melainkan ada ikrar akan pemaknaan nama itu --sebuah zaman baru. Tahun di mana Republik Indonesia me-restart dirinya sendiri, berupaya lahir kembali, tentu dengan kenekatan, penuh harap dibalut rasa cemas yang sangat. Nama itu, ia yang dalam istilah Alain Badiou (filsuf masyhur asal Prancis) sebagai l'evnement, kejadian luar biasa.

Barangkali, pemberian nama itu harus hadir untuk mengingatkan kita akan peristiwa besar. Angka 1998 itu, perubahan sejarah itu mesti diawetkan dalam nama. Tapi, nama itu kian hari dikenang terlampau sederhana. 1998 ditandai sebagai tahun dibukanya kran kebebasan dan demokratisasi di Indonesia, tanpa kita tahu ada pelbagai hal, banyak sekali hal yang membentuk nama itu. Ia yang tak ringkas.

Buku ini, dengan renyah dan detail, salah satunya, ingin menggambarkan bagaimana antaraktivis prodemokrasi, baik lintas angkatan maupun di antara sesama satu angkatan, bertaut dalam menentukan cara merangkai dan mengisi nama itu. Saling gugat, terkadang intai, lantas bahu-membahu. Semisal, dalam pilihan wadah gerakan: memilih kelompok aksi atau kelompok studi atau kelompok pers mahasiswa, juga dalam pilihan strategi pengembangan organisasi (hal. 136-137 & 147), serta dalam memilih model gerakan: berhenti di ranah moral atau mesti bertransformasi menjadi gerakan politik (hal. 79-80), bahkan partai politik (hal. 265-275).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun