Mohon tunggu...
Tiwi Rahma
Tiwi Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang ketik

Senang nonton film dan menuliskan apa yang ada di dalam pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parentification, Peran yang Tertukar

10 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 10 Agustus 2024   09:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

       Parentintification. Mungkin istilah tersebut masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Tapi kita tentu pernah melihat, atau mungkin tanpa sadar kita sendiri juga pernah mengalami sebuah situasi dimana kita  harus jadi tempat curhat orangtua terkait kecemasan atau ketakutan yang mereka alami. 

Suatu kecemasan, ketakutan terkait permasalahan orang dewasa yang kala masih kecil belum mampu kita pahami dengan baik, karena memang di usia anak-anak mulai dari usia 2 tahun sampai 11 tahun saat itu belum mampu menggunakan logika dengan baik serta hanya mampu berfikir terkait sesuatu hal yang konkret terbatas pada objek fisik.

       Mungkin, kita juga pernah melihat anak-anak di rentang usia 7 tahun sampai 11 tahun harus selalu menjadi penengah di antara orangtuanya yang sedang bertengkar. Padahal untuk menjadi seorang penangah di tengah konflik yang tengah terjadi, seseorang harus memiliki mampu berpikir secara logis. Sehingga memiliki kemampuan untuk menilai, mengevaluasi sebuah masalah. 

Sedangkan, pada usia tersebut anak belum memiliki kemampuan untuk menilai dan mengevaluasi pikiran dan perilakunya sendiri. Karena menurut Piaget pada usia 7 tahun sampai 11 seorang anak telah mampu memahami konsep konservasi dan mampu melakukan pengurutan dan pengelompokan suatu objek yang konkret, tapi pada masa ini seorang masih kesulitan untuk memahami suatu konsep berfikir abstrak dan hipotesis.

       Perilaku-perilaku tersebut di atas adalah sebuah bentuk dari parentification. Lalu apa itu parentification ? Ada berapa macam bentuk parentification? Dan bagaimanakah dampak parentification pada perkembangan anak? Mari lanjut membaca ke paragraf berikutnya....

Apa Itu Parentification?

       Parentification sendiri merupakan istilah yang pertama kali dikemukakan oleh salah seorang pendiri terapi di bidang keluarga bernama Ivan Boszormenyi-Nagy. Parentification digunakan untuk menggambarkan suatu situasi terbaliknya peran seorang anak dan juga peran seorang orangtua dalam sebuah keluarga. 

Orangtua yang seharusnya bertanggungjawab untuk memberikan pengasuhan; dukungan secara emosional pada anak serta dukungan praktis seperti membantu anak untuk menyelesaikan aktifitasnya bila dibutuhkan, baik secara fisik maupun material. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya anaklah yang mengambil tanggungjawab untuk memberikan dukungan emosional dan dukungan praktis kepada orangtua mereka melebihi usianya.

       Berdasarkan data yang bersumber dari laporan National Alliance of Caregivers dan United Hospital Found yang dikutip dan dipublikasi oleh American Psychological Association di website resminya disebutkan bahwa; 1,4 juta anak-anak di Amerika Serikat, termasuk diantaranya 400.000 anak-anak dengan usia 8 sampai 11 tahun mengambil tanggungjawab untuk mengasuh orangtua, kakek, nenek, saudara kandung.

Ada Berapa Macam bentuk Parentification?

       Secara garis besar parentification dibagi menjadi dua kelompok, yaitu; parentification emotional dan parentification instrumental. parentification emotional  adalah sebuah situasi dimana seorang anak mendapat kepercayaan dari orangtua untuk mendengarkan, menghibur dan menjadi penengah diantara konfik orang dewasa ketika sedang mengalami kondisi yang tidak menyenangkan di saat anak sesungguhnya sedang membutuhkan dukungan emosional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun