Mohon tunggu...
Dian Sari Pratiwi
Dian Sari Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Amatir

Tiwi, gadis manis yang sedang belajar menulis. Berbagi informasi dari apa yang didengar, dilihat dan dibaca. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca. Lope!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Takut Setara! Yuk Saling Dukung Satu Sama Lain!

1 Februari 2025   07:34 Diperbarui: 1 Februari 2025   07:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesetaraan gender bukanlah hal baru, namun tidak sedikit orang yang salah mengartikannya. Siapa bilang kesetaraan gender berarti laki-laki dan perempuan menjadi saingan atau bahkan menghapus perbedaan di antara keduanya? Justru, kesetaraan genderlah yang memberikan ruang bagi setiap individu untuk memilih jalan hidup mereka tanpa rasa takut akan diskriminasi atau stigma.

Menjadi perempuan itu tidak mudah. Mereka sering dituntut untuk selalu tampil lemah lembut, mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis, menghadapi beban biologis, diskriminasi, kekerasan hingga pelecehan. Belum lagi ekspektasi untuk bisa jadi anak yang berbakti, istri yang sempurna, ibu yang serba bisa, dan individu yang mempesona dalam satu waktu yang sama.

Disisi lain, stereotip maskulin mengharuskan laki-laki untuk selalu kuat, tidak boleh menangis, menjadi pemimpin dan pelindung serta bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga. Meski banyak laki-laki yang merasa nyaman dengan hal ini, namun ada juga yang merasa terjebak dengan ekspektasi tersebut hingga membebani mental mereka.

Baik laki-laki maupun perempuan memiliki tantangan masing-masing, tapi keduanya memiliki kesamaan yaitu menghadapi tekanan sosial dan ekspektasi yang tidak selalu realistis. Karenanya, penting bagi keduanya untuk saling mendukung supaya bisa berkembang dan mencapai potensi terbaik. Contohnya dalam keluarga, ketika istri ingin berkarir, suami dapat mengambil alih sebagian tugas rumah tangga dan menjadi ayah yang aktif. Sebaliknya, istri juga dapat mendukung suami dalam mengejar hobi atau aktivitas yang disukainya. Kolaborasi seperti ini yang bakal bikin hubungan lebih sehat, seimbang, dan harmonis.

Setiap orang punya hak yang sama dalam aspek kehidupan termasuk pendidikan, pekerjaan, politik, dan kehidupan sosial. Mereka juga berhak menentukan jalan hidupnya sendiri sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya tanpa batasan peran, namun tetap bertanggung jawab atas pilihannya tersebut. Mengubah tradisi bukan berarti meninggalkan nilai-nilai lama sepenuhnya, melainkan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Yuk, kita rayakan kesetaraan gender dengan berkolaborasi untuk masa depan yang lebih adil dan seimbang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun