Setiap orang punya perjalanan hidup yang unik, termasuk soal menikah. Pada dasarnya tidak ada istilah “telat”, karena kita sedang berjalan di jalur yang berbeda. Apa yang terlihat "lambat" bagi orang lain, bisa jadi justru waktu yang paling tepat menurut takdir kita.
Takdir merupakan harmonisasi antara usaha manusia dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia kita diminta untuk percaya, berusaha kemudian berserah. Perjalanan ini yang kemudian mengajarkan kita bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segala sesuatunya dengan sempurna. Bukan hanya tentang mencapai tujuan akhir, tapi juga bagaimana kita belajar dan menikmati setiap perjalanannya.
Menikah berarti menyatukan dua perjalanan hidup, bersedia tumbuh bersama, menghadapi tantangan, dan belajar saling memahami, meski perbedaan dan perdebatan kadang kala tak terhindarkan. Pernikahan juga merupakan hal yang sakral karena bukan hanya sekadar ikatan antara dua insan manusia, melainkan perjanjian yang dilakukan dengan niat ibadah kepada Sang Pencipta.
Oleh karenanya, jangan mudah terjebak dengan tekanan sosial yang seakan-akan menetapkan "batas waktu" untuk menikah. Komentar seperti “Kapan menikah?” atau “Kok masih sendiri aja? Nanti sulit punya anak loh!” memang terasa sangat membebani, tapi siapa bilang hidup harus berjalan sesuai pemikiran orang lain? Mereka hanya tidak mengerti bahwa kita sedang menikmati perjalanan, belajar, dan mempersiapkan diri untuk menjadi versi terbaik sebelum akhirnya bertemu dengan orang yang tepat.
Jangan biarkan komentar negatif atau kata “telat” mengganggumu dan membuatmu merasa tertinggal. Percayalah, setiap langkah kita ada dalam jalur yang sudah digariskan oleh takdir. Nikmati hari-harimu dengan rasa syukur dan percaya diri! Semua akan indah pada waktunya. 😊✨
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H