Pasuruan, 01 September 2021 - Pandemi Covid-19 mengakibatkan implikasi ekonomi, sosial, dan politik hampir diseluruh negara, termasuk negara Indonesia. Dampak ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19 ini dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi. Pasalnya, di masa pandemi ini daya beli masyarakat menurun, sehingga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pelaku UMKM. Krisis ekonomi yang dialami pelaku UMKM tanpa disadari juga dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.
Banyak sekali yang terkena dampak pandemi salah satunya para pelaku UMKM, Universitas Jember mengadakan program Kuliah Kerja Nyata Back to Village yang diselenggarakan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Salah satu program KKN BTV yang dilakukan oleh Tiwi Prasasti mahasiswi Universitas Jember Jurusan Ekonomi Pembangunan yaitu Penerapan Strategi Digital Branding Pada UMKM Bunga Telang dalam Upaya Peningkatan Marketing di Desa Sukolelo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.
Program KKN BTV ini dilakukan secara individu oleh mahasiswa Universitas Jember di daerah masing-masing. Melonjaknya angka positif Covid-19 di Indonesia telah membuat pemerintah memberlakukan pembatasan secara besar-besaran yaitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Kebijakan dari pemerintah ini membuat aktivitas ekonomi masyarakat menjadi terhalang. Sehingga membuat pelaku UMKM dituntut untuk kreatif dalam melakukan pemasaran dan inovasi baru pada produknya.
Bunga telang merupakan salah satu tanaman yang banyak diminati masyarakat di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dikarenakan khasiat yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan imun tubuh. Begitu pula dengan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat dan bernilai tinggi sehingga pembudidayaan tanaman bunga telang ini sangat menjanjikan jika dilakukan dengan strategi pemasaran digital marketing yang tepat.
Mahasiswa KKN BTV III UNEJ yang membantu pelaku usaha bunga telang di Desa Sukolelo Prigen Pasuruan, mendapati berbagai macam permasalahan berdasarkan hasil observasi Salah satu permasalahan tersebut adalah sistem pemasaran produknya yang masih sederhana. Pemasaran produk bunga telang hanya dititipkan ke toko terdekat dan menerima pesanan dari masyarakat sekitar, sehingga penjualan produk tersebut hanya terjual di beberapa wilayah sekitar.
Melihat kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk melakukan penjualan secara langsung, maka Tiwi memutuskan untuk melakukan program kerja yaitu melalui pendampingan membuat inovasi baru berupa minuman dari bahan bunga telang. Serta pelatihan branding dan pemasaran yang dibutuhkan di masa pandemi, seperti teknik fotografi produk dan pengelolaan akun media sosial maupun e-commerce. Kemudian, melakukan evaluasi dan monitoring agar mengetahui apakah pelaksanaan program kerja sudah sesuai atau kurang.
Pada minggu kedua melakukan pelatihan branding produk dengan mendampingi pembuatan packaging dan logo. Pelatihan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan produk untuk dapat dikenal oleh masyarakat luas serta dapat membantu meningkatkan potensi penjualan produk.
Pada minggu ketiga melakukan pendampingan pembuatan produk bahan dasar bunga telang dan pendampingan digital marketing. Pendampingan ini bertujuan untuk untuk membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan kebutuhan zaman, serta membantu para pelaku usaha bunga telang untuk memahami bagaimana cara menggunakan sosial media dan aplikasi e-commerce untuk jual beli produk bunga telang.
Menurut ibu-ibu kelompok Asmantoga sebagai para pelaku usaha bunga telang, dengan adanya pelatihan pembuatan inovasi produk baru bunga telang sangat membantu untuk meningkatkan kreatifitas dari pelaku usaha. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa dengan adanya pendampingan digital marketing produk bunga telang dapat diketahui banyak orang melalui media sosial serta mendapatkan banyak pesanan secara online sehingga dapat mendongkrak penjualan produk bunga telang.