Hari ini (7/8), setelah sekian lamanya tidak bercengkerama dengan sekitar, aku berkesempatan mengunjungi salah satu rumah tetangga yang dari luar selalu tampak sibuk dengan nada-nada mesin jahit dan juga diwarnai oleh corak kembang-kembang yang mekar di atas kain yang terjajar.
Dari balik masker aku pun berbincang dengan Ibu Tarmi, sosok ibu rumah tangga kreatif, dengan putra sulungnya Muhammad Fahrudin atau yang akrab kusapa Mas Udin.Â
Pasangan ibu dan anak ini telah lebih dari 4 tahun lamanya menyambung benang perekonomian melalui usaha tailor di kediaman mereka yang terletak di Dukuh Canden, Desa Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Bagi mereka, pandemi bukanlah penghalang. Justru, di masa pandemi inilah usaha mereka semakin berkembang.Â
Seperti diungkapkan oleh Ibu Tarmi bahwa sebelum pandemi mereka hanya menerima pesanan jahitan di waktu-waktu tertentu saja seperti halnya jelang Hari Raya Idul Fitri. Perkembangan signifikan ini kemungkinan terjadi sebab pemasaran produk dilakukan secara daring.Â
Pada masa pandemi tentu minat belanja masyarakat luas terhadap transaksi melalui media komersial daring pun meningkat, sebab pasar konvensional terbatas oleh kebijakan pembatasan aktivitas oleh pemerintah terkait dengan persebaran virus Covid-19.
Berbekal tiga buah mesin jahit, kini mereka menerima pesanan jahitan yang berlimpah, utamanya menjahit pakaian muslimah utuk Ryn Boutique yang juga merupakan usaha butik busana muslim milik warga Canden, Ibu Nita.Â
Tak cukup merambah pasar Nasional, jahitan yang dikerjakan oleh Ibu Tarmi dan Mas Udin juga telah menjajal pasar Singapura. Mereka menjahit berbagai pakaian wanita dengan beragam ukuran serta kualitas untuk diekspor ke sana.
Tak hanya itu, berkah juga dirasakan oleh tetangga di sekitar. Ibu Tarmi menggandeng tetangga kanan dan kiri mengerjakan jahitan di waktu luang.
Usaha ini pula tentu mampu menjadi penyelamat bagi para pekerja terdampak pandemi yang dirumahkan. Salah satunya adalah Ibu Maryatun.
"Kerjanya santai karena di rumah. Jadi jam kerjanya pun bisa diatur sesuai keinginan. Tidak khawatir juga (mengenai pandemi) karena kerjanya sama tetangga sendiri, paling satu atau dua orang," ungkap beliau sembari mengerjakan benang dan kain saat kutemui.