Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngobrol Santai dengan GRAj Sura Sudjiwo: Mengintip Kehidupan Sang Putri Mangkunegaran Surakarta

25 Maret 2021   20:28 Diperbarui: 26 Maret 2021   07:21 15933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo | Sumber: Instagram (@ancsud)

Menjadi seorang putri raja adalah impian sebagian besar anak gadis di dunia, sebab dongeng-dongeng masa kecil senantiasa menceritakan kehidupannya. Apa yang terbayang dari kata "putri raja" ketika kita mendengarnya? Gelar dan kehormatan? Keanggunan? Sosok nun cantik jelita dan dicintai rakyatnya? Atau mungkin... Ada banyak hal lain yang mana pernah kita ketahui. 

Sama seperti gadis-gadis lain, aku pun sering kali berangan. Lebih-lebih dengan kelana pikiranku yang selalu dicambuk utopis, maha romantis. Perasaan seperti ini barangkali tak pernah dimiliki oleh Gustiku yang ramah tamah, GRAj Sura Sudjiwo.

Siapakah beliau? Mari mengenalnya lebih dekat sebelum kuceritakan lebih banyak. Beliau bernama lengkap GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, kerap disapa Sura. Sedangkan GRAj atau Gusti Raden Ajeng merupakan gelar yang ditandangnya sedari lahir; gelar untuk putri dari seorang raja dan permaisuri.

Beliau lahir dari ayahanda Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX yang memiliki nama asli GPH Sudjiwo Kusumo, telah dinobatkan sebagai raja pada 24 Januari 1988. Sedangkan ibundanya adalah Gusti Kanjeng Putri (GKP) Mangkunegara IX, permaisuri dari Kerajaan Mangkunegaran saat ini, (Official Website Puro Mangkunegaran, 2017).

Gambar: KGPAA dan GKP mangkunegara IX | Sumber: puromangkunegaran.com
Gambar: KGPAA dan GKP mangkunegara IX | Sumber: puromangkunegaran.com

Hari ini (3/25), aku berkesempatan untuk berbincang manis dengan sang putri, yang tidak keberatan kupanggil dengan sebutan 'Kakak' ini. Bahkan, lebih dari itu beliau juga berkenan membaca tulisanku sebelumnya mengenai Puro Mangkunegaran; tempat beliau tinggal. Puji syukur, beliau bilang tulisanku bagus, aku jadi senang hehehe.

Setelah itu, aku juga sempat menanyakan beberapa hal. Aku begitu penasaran dengan kehidupan seorang putri, sekiranya adakah suka dan duka yang beliau rasakan atau alami, tepatnya yang mungkin orang-orang biasa seperti aku tidak pernah merasakannya. 

Beliau nyatakan bahwa sebenarnya kehidupan keseharian beliau sama seperti orang-orang pada umumnya. Bedanya, beliau harus lebih menjaga sikap karena membawa nama Praja Mangkunegaran. Selain itu, beliau mengungkapkan bahwa beliau beruntung sebab bisa lebih dalam belajar adat istiadat di sumbernya langsung bahkan ditugaskan untuk melestarikan adat istiadat atau budaya ini sampai kapan pun.

Banyak pengalaman yang beliau dapat juga selain mengenai adat istiadat, salah satunya dalam bersosial dan lebih dekat dengan para abdi dalem. Sedangkan dukanya, beliau merasa mungkin tak sebebas orang lain.

So far, so good lah.

pungkas beliau, setelah bercerita mengenai suka dukanya.

Nah, hal berikut yang membuatku penasaran. Apakah teman-teman beliau terutama pada masa sekolah dan kuliah tahu jika beliau ternyata adalah seorang putri. Beliau mengungkapkan,

Mereka kaget dan amazed, kayak "Hari gini masih ada beneran ya?" dan langsung nanyain gimana kehidupannya di masa sekarang. Lalu tanya gimana rasanya, dll. Dan seringnya mereka kaget karena ga sesuai ekspektasi yang kaku atau jaim gitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun