Mohon tunggu...
Tiur  Melanda
Tiur Melanda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ryan Maneka Hinze, Profil Wirausaha

5 April 2018   15:45 Diperbarui: 5 April 2018   15:58 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ryan Maneka Hinze, seorang wirausaha alumnus Magister Manajemen UPH serta dengan bekalnya menimba ilmu di London dan menjadi intern in Connect London (Investment & Consulting Group), dia membagikan apa yang menjadi pemikirannya mengenai dunia bisnis saat ini. Ryan menjabat sebagai Managing Director of Samara Kuarsa Indonesia (Mining and Silica Sand Trading), Managing Director of Santorian Royal Mayestika (Property & Investment Group), Creative Director of Royal Mahapraja (Made of Measure Batik Clothing), Marketing Manager of Dwi Romeo Perkasa (Printing & Merchandising), serta Creative Director of Soigne (Creative Agency).

"Namanya menjadi wirausaha itu naluri. Naluri ini tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dipelajari. Dipelajari ilmunya iya. Ilmu marketing, ilmu finance atau ilmu human resource, HRD, tetapi namanya insting untuk menjadi entrepreneur itu tidak bisa datang tiba-tiba saya mau langsung jadi entrepreneur. Entrepreneur is about how you look at the opportunity. Memanfaatkan opportunity itu lalu implementasinya dijadikan profit.

Sebenarnya apapun, mau profit jangka pendek, jangka panjang, jangka menengah. Tetapi dengan mereka bisa melihat situasi itu dengan kesempatan yang ada, untuk jadi uang, Itupun sudah termasuk berwirausaha. Tidak harus punya PT dulu, titel dulu. Kalau seperti itu, tidak ada yang namanya facebook, instagram, dan whatsapp.

You have to learn by do it serta sisanya practice makes perfect. Tidak bisa sukses kalau tidak mencoba. Karena pegangan saya satu, seorang manusia yang punya titel tinggi tanpa bisa mengimplementasikan apa yang dia tau itu seperti seekor singa yang mengembik.Jadi lebih baik you do it, trial and error. Buat saya lakukan saja, rejeki itu kan datang sendiri. Ga perlu takut, yang penting kerja keras, tekun dan jujur.  
Saya yang begini-begini saja bisa, apalagi mahasiswa jaman sekarang, fasilitas yang sangat memadai dengan segala macam, baik itu teknologi maupun fasilitas dari orangtua. Saya yakin eksternal-eksternal yang mendukung bisa membuat mereka jauh lebih sukses daripada saya. Contohnya pendidikan dengan ilmu tinggi dan fasilitas sekolah. Teman, lingkungan dan koneksi pertemanan yang mendukung.

 UPH daridulu bagus, banyak mahasiswa yang kritis dan tidak manja serta mempunyai banyak ide. Tinggal bagaimana pengembangan, seperti istilah pensil yang harus diasah. Tinggal guidance yang dibutuhkan, di luar dari ilmu pendidikan formal yang didapat di kampus."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun