Universitas Pelita Harapan turut berperan serta dalam Pembangunan Konstruksi Indonesia, salah satunya dengan seminar 'Program Strategis untuk Meningkatkan Daya Saing Pembangunan Konstruksi Indonesia' yang diadakan oleh Teknik Sipil UPH pada tanggal 2 April 2018 berlokasi di Gedung D ruang 503 UPH Lippo Village.Â
Seminar yang diadakan dalam rangka event tahunan Teknik Sipil UPH atau Civil Engeering Week (CEW) mengundang empat pembicara yang merupakan para pakar di bidang masing-masing, yakni Prof. Manlian Simanjuntak, ST., MT., D.Min, Guru Besar Manajemen Konstruksi UPH, Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra, anggota Tim Ahli Bangunan Gedung DKI Jakarta, Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. Anggota komite keselamatan konstruksi; Ir. Wahyu P. Kuswanda, pemilik/ direktur PT. Teknindo Geosistem Unggul.
Menurut Prof. Manlian, moderator sekaligus pembicara seminar, topik ini merupakan topik yang penting, karena pembangunan konstruksi juga menjadi headline program dari pemerintah. Hal ini juga disampaikan secara khusus oleh presiden kepada kementrian PUPR agar industri konstruksi Indonesia mencapai prestasi yang terbaik secara nasional. Selain itu terbukti dengan adanya semangat pembangunan dari pemerintah, yang dikerjakan dengan berbagai 'terobosan' yang disampaikan pemerintah yakni lebih baik, cepat dan murah.
Menurut Manlian seminar ini juga bertujuan agar prestasi pembangunan konstruksi negara Indonesia dapat berkompetisi secara global maupun internasional.
"Penelitian diukur dari indikator tingkat nasional dahulu, setelah itu tentunya akan mampu bersaing di tingkat internasional. Dalam konteks pembangunan nasional, setiap pemerintahan di Republik ini harus bernafaskan sustainability/keberlanjutan. Siapa pun pemerintah hendaknya keberlanjutan perencanaan pembangunan tetap berjalan dengan baik", jelas Manlian.
Dalam seminar ini juga dibahas mengenai 5 terobosan yang menjadi langkah-langkah strategis peningkatan daya saing; yakni 1. regulasi dan hukum yang disederhanakan 2. Koordinasi antar Lembaga 3. Pendanaan yang Inovatif 4. Kepemimpinan 5. Penerapan Hasil Riset dan Teknologi. Hal inilah yang juga diharapkan oleh pemerintah, serta bagaimana respon dari para pihak terhadap masing-masing hal tersebut.
Salah satu penyebab kegagalan konstruksi menurut Manlian, karena belum terlibatnya secara penuh semua pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat, sehingga seminar ini juga membagikan pemikiran apa yang sama-sama sebenarnya perlu dilakukan. Tidak hanya diserahkan kepada satu pihak saja, namun diharapkan terlibatnya secara penuh semua pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, Harianto menilik dari segi akademis, beliau menghimbau agar tidak menyepelekan apa yang disebut dengan teori. Menurutnya teori dan praktek saling terkait. Teori mencoba menyelaraskan apa yang di dalam praktek dituliskan sehingga dapat menjadi pembelajaran bersama.
"Contoh dalam seminar ini sendiri, seakan-akan hanya teori namun memberikan suatu wawasan, kesiapan, karena kalau dilihat di dalam praktek di dalam kecelakaan itu masalahnya menyepelekan dan mengabaikan dunia teknik. Disini yang terpenting bagaimana dalam dunia pendidikan bagaimana mencoba menyelaraskan teori dan praktek. Selain itu masalah yang terutama adalah kesiapan SDM, menggangap gampang, hanya gambar saja. Padahal kenyataannya tidak begitu, gambar juga merupakan hasil dari proses perhitungan yang cermat. Di samping mahasiswa, dosen juga harus berani terima koreksi dan feedback sehingga ada timbal balik," tegas Harianto.Â
 Seminar ini dihadiri oleh sekitar 250 orang baik dari mahasiswa Teknik Sipil maupun kalangan profesional di bidang konstruksi. Untuk memperluas jangkauan peserta seminar, Pogram Studi Magister Teknik Sipil UPH kembali akan mengupas topik konstruksi ini di Jakarta,  pada tanggal 5 April 2018 di kampus Pascasarjana UPH Plaza Semanggi, bertopik 'Mengantisipasi Kegagalan Konstruksi' dengan pembicara perwakilan dari pemerintah; Dr. Ir. H. Syarif Burhanuddin, M.Eng; Dirjen Bina Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (tm )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H