UPH Conservatory of Music (CoM) sebagai fakultas musik yang berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam akademik dan seni; kembali mengukukuhkan posisinya, dengan menggelar serangkaian konser 'A Musical Feast' berkelas internasional.
'A musical feast' atau konser serial ini digelar dalam empat hari dari tanggal 19-22 Oktober 2017, terdiri dari master class, piano consert, dan kolaborasi music orchestra dan choir. Â Rangkaian konser ini menghadirkan musisi-musisi kelas dunia, Dr. Chi-Kit Lam dari Hongkong, dan Prof. Albert Tiu dari Filipina.
Konser serial ini dimulai pada tanggal 19 Oktober 2017 dengan penampilan Chi-Kit Lam seorang pianis muda berbakat asal Hongkong berbekal gelar doktor di bidang pertunjukan piano klasik dari Kansas University, USA, dan memenangkan beberapa kompetisi internasional seperti MTNA Young Artist Competition, International Young Artist Piano Competition, dan Naftzger Young Artist Piano Competition. Â
Musisi lainnya, Prof. Albert Tiu yang dikenal sebagai "seniman dengan kemampuan yang tidak biasa" oleh American Record Guide dan meraih beberapa penghargaan, di antaranya penghargaan oleh Fanfare untu rekamannya "Noctural Fantasies" yang dirilis tahun 2010, sebagai " salah satu dari rekaman piano terbaik sepanjang masa". Saat ini dia menjabat sebagai Associate Professor Piano di Yong Siew Toh Conservatory of Music, National University of Singapore.
Dalam kunjungan para musisi kelas dunia ini ke CoM UPH selain menampilkan konser piano solo mereka juga membagikan ilmu lewat masterclass.
Dalam konser yang berlangsung tanggal 19 Oktober 2017, Chi-Kit Lam memainkan enam lagu gubahan dari komposer terkenal, yang di antaranya adalah Hayden dengan Piano Sonata in E major XVI: 31, Piano Sonata no 2 in G-sharp minor oleh Scriabin, L'isle Joyeuse oleh Debussy, dan yang terakhir Chopin dengan 3 piecesnya; Ballade no 3 in A-flat major, 4 Mazurkas op. 17 dan terakhir Scherzo no.2 in B-flat major- nya.
Melalui permainan pianonya ia ingin menghadirkan cerita dan suasana serta gambaran era yang berbeda di balik gubahan tersebut kepada para penonton yang hadir.
"Seperti contohnya adalah musik dari Debussy, sebuah musik yang sangat menarik. L'isle Joyeuse merupakan hasil yang diinspirasi oleh sebuah lukisan. Pada awal abad ke-20. Debussy terinspirasi oleh lukisan itu. Debussy mencoba untuk mereproduksi lukisan dari sebuah musik. Jadi banyak sekali faktor di balik sebuah pembuatan gubahan musik. Cerita-cerita inilah yang ingin saya hadirkan melalui bentuk sebuah pertunjukan," jelas Chi Kit Lam.
Dalam kesempatan masterclass yang diikuti oleh mahasiswa Conservatory of Music, Chi-Kit Lam sangat terkesan dan kagum dengan para mahasiswa CoM UPH. Menurutnya mahasiswa CoM UPH sangat berbakat dan mempunyai passion yang kuat. Itu adalah hal yang terpenting. Bahkan dia bisa merasakan apa yang dibawakan oleh para mahasiswa tersebut, menghadirkan apa yang komposer sesungguhnya ingin sampaikan.
Chi Kit Lam berharap melalui konser piano dan master class yang diadakan CoM UPH akan lebih banyak musikus berkarya dan termotivasi untuk berkomitmen memberikan yang terbaik. (tm/rh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H