Mohon tunggu...
Tita
Tita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk, Mengenal Paham Aliran Jabariyah

24 September 2018   14:19 Diperbarui: 25 September 2018   08:59 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilmubermanfaatkali.blogspot.com

Pengertian Jabariyah

Jabariyah berasal dari kata "Jabara" yang artinya memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Paham Jabariyah yaitu sebuah paham yg mengharuskan manusia pasrah dengan kuasa Tuhan artinya bahwa manusia tidak punya andil sama sekali atas dirinya sendiri. 

Manusia tidak bebas untuk berbuat apapun karena semuanya telah ditentukan oleh Tuhan dan semuanya sudah berdasarkan qadha' dan qadar Tuhan, manusia tidak punya kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa(majbur). Paham ini berlawan dengan paham Qadariyah yang menyebutkan bahwa manusia yg menentukan nasibnya sendiri tidak ada campur tangan dari Tuhan (Kementrian Agama, 2015 "Akidah Akhlaq", hal 31-32).

Sebab Munculnya Aliran Jabariyah

Latar belakang muculnya aliiran Jabariyah ini  karena mereka menentang kebijakan politik Bani Umayyah yang dinilai kejam. Sejarawan Abu Zahra menyebutkan bahwa aliran ini muncul pada era sahabat dan dinasti Bani Umayyah yang ketika itu para sahabat membicarakan qadha' dan qadar serta Kekuasaan Tuhan.(Kementrian agama, 2015 Akidah Akhlak, hal:32).

 Paham Jabariyah pertama kali di kemukakan oleh Al-Ja'ad bin Dirham tetapi yang menyebarkan paham ini adalah Jahm bin Safwan. Tokoh yang satu ini memang sangat berpengaruh beliau pandai berbicara dan menyerukan pada masyarakat untuk taat pada perintah Allah sehingga banyak orang yang tertarik padanya. Beliau sangat terkenal sebagai tokoh yang memplopori paham jabariyah ini.

(Samad,Yunus "Pendidikan Kalam dalam Perspektif Aliran Kalam." Lentera pendidikan vol 16 No.1 Juni (2013):73-82. Situs Web.22 September 2018)

Dasar Ajaran Jabariyah

Mereka menggunakan dasar ajaran al Qur'an yaitu QS. al-Shaffat [37]: 9. Yang artinya: "Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". Dan QS. Al Insan [76]: 30 Yang artinya: "Dan kamu tidak mampu(menempuh jalan itu) kecuali bila dikehendaki Allah". (Kementrian Agama, 2015 "Akidah Akhlak" hal:32)

Fakta sejarah juga mengatakan:

  1. Ketika itu Nabi bertemu sahabatnya yang berdebat masalah Takdir Tuhan lalu kemudian Nabi melarang mereka berdebat karena Nabi khawatir mereka keliru dalam menafsirkan ayat-ayat Tuhan seputar Takdir.
  2. Ali bin Abi Thalib ra ditanya tentang qadar Tuhan berkaitan dengan pahala dan siksa. Kemudian ada orang tua bertanya " apabila dalam perjalanna(menuju perang siffin) adalah takdir Tuhan maka tidak ada pahala sebagai imbalan atau balasannya". Lalu Khalifah Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa qadha dan qadar bukanlah sebuah paksaan dan pahala serta siksa itu bergantung pada amal amal perbuatan manusia. Jika itu adalah sebuah paksaan maka tidak ada pahala dan siksa pun gugur pula janji - janji Allah dan ancaman Allah. Tidak ada pujian bagi orang yang terpuji pun tidak ada celaan bagi mereka yang tercela.
  3. Ketika itu Khalifah Umar bin Khattab menangkan seorang pecuri dan kudian beliau mengintrogasi si pencuri. Lantas pencuri ini berkata "sesungguhnya Tuhan telah menakdirkan aku mencuri" mendengar perkataan seperti itu lantas beliau murka sekali dan menganggap si pencuri itu berdusta. Akibatnya beliau Umar bin Khattab menghukum pencuri itu dengan dua hukuman yaitu hukuman potong tangan karena telah mencuri dan hukuman dera kerana telah menggunakan dalil Tuhan.

(Kementrian Agama, 2015 "Akidah Akhlak" hal:32)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun