Cinta merupakan kebutuhan jiwa setiap insan. Setiap orang butuh dicintai dan mencintai. Cinta dapat membuat segala sesuatu tampak indah namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit pula hati yang terluka juga atas nama cinta.
Mencintai harus menggunakan hati sebelum pikiran, Sebab cinta yg mengalir dari hati dapat melampaui logika dan pikiran manusia. Sebab ketika cinta itu dari hati, pikiran akan merespon dan berusaha menerjemahkan apa yg terjadi didalam hati sehingga pikiran menjadi sarana bagi hati untuk mengkomunikasikan dan menerjemahkan hatinya kedalam tindakan konkret dan akal budi adalah sebagai sang guru bijaksana yang akan menyelaraskan tindakan2 dari pikiran dalam hikmat kebijaksanaan sehingga tindakan2 nya menjadi indah dan benar.
Itulah cinta yang dibangun dari hati,diterjemahkan oleh pikiran dalam tindakan konkret yang dicerahi oleh akal budi sehingga menjadi ekspresi cinta yg luar biasa,berpengaruh dan menyentuh pribadi-pribadi yang kering dan lesu tanpa cinta. Tidak heran kalau Salomo sorang Raja sekaligus pujangga tersohor sekitar abad 9 SM pernah berkata "cinta kuat seperti maut".
Sehingga didalam cinta yang sejati tidak ada ketakutan untuk berbuat yang terbaik.Mengenai hal ini Yesus yang hidup di abad pertama pernah mengemukakan sebuah prinsip mengenai cinta; mencintai harus dengan segenap hati, pikiran dan akal budi, baik kepada Allah sang pencipta maupun manusia. Inilah prinsip cinta/kasih.
Dengan cinta yang demikian maka tidak akan ada lagi hati yang harus terluka karena alasan cinta. Cinta yg sedemikian itu dapat membangkitkan keberanian yg suci dan pengorbanan yang tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H