Mohon tunggu...
Titus Roidanto
Titus Roidanto Mohon Tunggu... Dosen - Ngaji Kitab Suci, Ngaji Diri

BERAGAMA HARUS BERAKAL SEHAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Tanggal Paskah yang Selalu Berubah dan Perihal 3 Hari 3 Malam, Mengerti Apa yang Aku Imani

3 April 2021   01:10 Diperbarui: 3 April 2021   03:32 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TENTANG  TANGGAL PASKAH YANG BERUBAH SETIAP TAHUN DAN PERIHAL 3 HARI 3 MALAM, MENGERTI APA YANG AKU IMANI (SERIAL PENGETAHUAN SABDA)


Pernah memperhatikan tidak, kalau tanggal hari Paskah setiap tahunnya berubah? Bulannyapun tak tetap, kadang jatuh pada Maret, terkadang pada April. Kalau gereja purba tak pernah repot dengan tanggal paskah, karena paskah dirayakan setiap hari minggu yaitu hari jadi kebangkitan Tuhan Yesus, bagi mereka setiap minggu adalah paskah. Pengkhususan hari minggu tertentu dalam setahun untuk dirayakan sbg hari paskah baru terjadi di abad 2. Kristen Yahudi berpendapat paskah dirayakan pada paskah Yahudi sebagai pengganti, jadi dirayakan pada hari keempat belas dalam bulan Nissan, yaitu bulan menurut kalender Yahudi, tanpa mempersoalkan hari. Masalah timbul, tanggal manakah yang disepakati sbg hari paskah tahunan? Jemaat dari yang bukan Yahudi berpendapat paskah sebaiknya dirayakan pada hari minggu, tapi yang jadi masalah hari minggu yang mana? Pada persidangan di Nicea tahun 325 atau konsili nicea terjadilah kesepakatan bahwa paskah dirayakan pada hari minggu pertama sesudah bulan purnama yang jatuh pada atau sesudah tanggal 21 Maret, yaitu tanggal permulaan musim semi. Apabila bulan purnama itu jatuh pada hari minggu, maka paskah dirayakan pada hari minggu berikutnya. Bagi orang di belahan bumi bagian utara, musim semi adalah musim yang memperlihatkan munculnya kembali kehidupan, pohon-pohon yang selama musim gugur dan musim dingin menjadi gundul kini mulai bertunas, bunga mulai bermekaran, binatang-binatang mulai keluar dari perlindungannya,kehidupan dimulai lagi, dan paskah adalah lambang kehidupan kembali setelah tantangan dan ujian hidup di 2 musim yaitu gugur dan dingin dapat dilewati,seperti fajar menggantikan gelap manusia berdosa mendapatkan hidupnya kembali, manusia berdosa bisa selamat. Sehingga, dalam kondisi dunia yang dihajar oleh wabah atau pagebluk virus covid 19, kita umat beriman di yakinkan dengan makna paskah, bahwa badai pasti berlalu, bahwa sebab Dia bangkit ada hari esok, sebab Dia hidup ada hari esok. Keputusan konsili nicea pada tahun 325 itu dipegang terus oleh semua gereja di seluruh dunia hingga kini. Dengan patokan itu, setiap tahun paskah jatuh antara tanggal 22 Maret dan 25 April. Sudah dapat diperhitungkan bulan purnama yang jatuh setelah 21 Maret untuk setiap tahunnya, contoh 2021 paskah jatuh pada 04 April, 2022 paskah jatuh pada 17 April, 2023 paskah jatuh pada 09 April, dan seterusnya. Kalau tanggal paskah sudah kita ketahui, maka dengan mudah dapat pula kita tetapkan tanggal hari raya gerejawi yang laen di sekitar paskah, seperti rabu abu 40 hari sebelum paskah tanpa menghitung hari-hari minggu, atau 44 hari termasuk hari minggu sebelum hari jumat agung, bisa pula dihitung 6 hari minggu di antara hari selasa sebelum rabu abu dan minggu paskah tidak dihitung dalam 40 hari pra paskah sehingga tanggal hari selasa itu lebih dari 40 sebelum paskah, minggu palmarum hari minggu sebelum hari minggu paskah, diantara minggu palmarum dan minggu paskah ada kamis putih, jumat agung, dan sabtu sunyi, kenaikan Tuhan dihitung 40 hari sesudah paskah, dan pentakosta 50 hari sesudah paskah atau 10 hari setelah kenaikan Tuhan. "Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan " (Roma 10 : 9). Mengenai 3 hari 3 malam. "hari itu adalah hari persiapan paskah, Kira-Kira jam duabelas ......." (Yoh 19 : 14) ....... senyum Dan akhirnya tertawa.....kok ya..... masih aja setiap Perayaan hari besar agama Kita, ada aja yang usil. Waktu natal Kemaren tgl penetapan Perayaaan 25 December jadi digoyang ganjing, Makanya, kalo ditanya mahasiswa, bapak masuk golongan Kristen garis keras atau Kristen garis lemah, tak jawab ae Kristen garis Lucu .....xi....xi....xi...xi. Sekarang saat Paskah juga sama, muncul banyak di medsos pertanyaan apakah Tuhan Yesus wafat pada hari jumat atau Rabu? Hal sebetulnya sdh sangat basi Karena sdh tutup buku. Perkara, wafatnya Tuhan Yesus itu sdh jelas didasarkan penyelidikan kitab suci tidak pernah disebutkan secara gamblang atau jelas atau terbuka atau tersurat atau tertulis kalau hari jumat, hanya secara tersirat atau secara terselubung atau secara tanda perkiraan saja, dengan dasar pemikiran latar belakang dan budaya saat itu, dimana saat waktu kitab itu dituliskan. Yang menghujat jumat bukan waktunya Tuhan Yesus wafat itu kan Karena membaca kitab suci Hanya yg tersurat (sinerat) saja tidak membaca yg tersirat (sinirat), apa yang ada dibalik Kata-Kata yg tertulis di alkitab. Tidak perlu marah atau membalas hujatan dengan ujaran kebencian, itu bukan cara Kita. Cara kita adalah mencerahkan nalar menambah pengetahuan. Orang-orang yang mengatakan kalo Yesus wafat dihari Rabu itu kan mendasarkan pemahaman sempit pada yg tersurat di ayat Matius 12 : 40, "Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga Malam, demikian juga Anak manusia akan tinggal di dalam rahim bumi", ini yang sering disebut tanda Yunus atau nubuat puasa Ester (TA'ANIT ESTER) (Yunus 1:17 dan Ester 4:6), kemudian menghitung waktu dengan Cara sekarang atau modern, yah.....geseh thow, selip thow,....ya tidak tepat thow. 3 hari 3 Malam, kalo dimaknai 3 x 24 jam menjadi 72 jam yah pasti Yesus wafat di hari rebo, krn kalo Yesus wafat jemuwah sore maka tidak sampai 72 jam, bearti tidak seperti yang tersurat pada Matius 12 : 40. Coba perhatikan Lukas 23 : 54, " Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai". Lah ...... kali Yesus wafat hari rebo bukan jemuwah tidak mungkin, mana ada adat Yahudi Sabat mingguan (Sabbatho) jatuh pada hari kamis? Coba perhatikan Lukas 24 : 1, "Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka". Hari setelah hari Sabat (Sabtu), dalam adat Yahudi disebut hari pertama (minggu), maka cukup jelas Bahwa Yesus wafat hari jemuwah sore dan bangkit hari minggu pagi. Lah .... Terus piye? Dengan perkara tiga hari tiga malam? Harus dimengerti Bahwa semuanya itu didasarkan Peristiwa pada jamannya, padahal orang Yahudi pada saat itu mengenal hari sabat itu tidak cuman satu, Ada bbrp Jenis hari sabat, jadi sulit menentukan hari sabat yg mana? Yg dimaksud saat Yesus bangkit, betulkah sabat biasa atau sabat mingguan yg dipadankan dg hari sabtu? Dan hari pertamanya dipadankan hari minggu? Atau hari sabat yg dianggap hari ketujuh, shg hari minggu dianggap hari kedelapan?, Dan senin dianggap hari pertama, atau sabat agung yang tidak pasti jatuh pada hari ape? Nah....pusingkan? Sebetulnya, baik rebo Maupun jemuwah memiliki dasar argumentasinya masing-masing. Untunglah Ada kesepakatan dalam konsili nicea tahun 325 tentang penentuan semua itu (tulisan nomor 44), fakta yg sulit dibantah adalah penetapan Yesus wafat itu berdasarkan tradisi gereja (2 Tesalonika 2 : 15, 2 Tesalonika 3 : 6). Dan sebagian besar gereja mengikuti yg Yesus wafat di hari jumat, jadi itu didasarkan pd kesepakatan Bersama dan tradisi gereja saat itu (1 Korintus 11 : 2). Jadi sebetulnya penghitungan tiga hari tiga malam Dalam waktu adat Yahudi seperti ini, Yesus disalibkan pada 'EREV PESAKH (Matius 27:45-50), hari persiapan paskah PARASKEU TOU PASKHA, sehari sebelum PESAKH atau paskah Yahudi. Jatuh sekitar 14 Nisan, Dalam Yoh 19:31, disebutkan SYABAT HAGADOL atau PESAKH atau sabat agung yg dalam budaya Israel kuno ini tidak jatuh pada hari sabtu, SYABAT HAGADOL jatuh pada 15 Nisan, kemudian hari berikutnya SYISYI PARASKEUE jatuh pada tgl 16 Nisan, cermati bahasa asli Dalam matius 28:1, disebut SYABAT SABBATO bukan SYABAT HAGADOL seperti pada injil Yohanes, artinya itu sabat mingguan yg jatuh pada hari sabtu bila dipadankan dg calendar kini, jatuh pada 17 nisan. Kemudian hari Tuhan Yesus bangkit jatuh pada KURIAKE HEMERA tgl 18 Nisan, yang disebut hari milik Tuhan atau hari minggu yg setiap kali Kita pakai ibadah. Jadi, tiga hari tiga malamnya dihitung dr hari pertama 14 Nisan sore sampe 15 Nisan sore (penanggalan Yahudi sat itu, pergantian hari dihitung pada jam 6 sore dg padanan waktu saat ini), hari kedua 15 Nisan sore sampe 16 sore, hari ketiga 16 Nisan sore sampe 17 Nisan sore, 18 Nisan pagi Tuhan Yesus bangkit. Shg, sebetulnya baik yg berpendapat rebo atau jemuwah tidak Ada yg tepat bila penghitungan adat Yahudi itu bila dipadankan dg calendar sekarang apalagi bila dihubungkan Dengan masa pelayan Tuhan Yesus di bumi kurang lebih 3 tahun Dan masa hidup Yohanes Pembaptis serta kronologi sejarah Dunia. Sehingga memang dalam alkitab selalu Ada bagian misteri yang blom dapat dipecahkan, dan di situlah Para penafsir kitab dg rendah hati tunduk Kepala "kehendak Tuhanlah yg jadi". Selain dari pada penjelasan tsb di atas, saat diadakan konsili Nicea di tahun 325 itu sebelumnya terjadi perdebatan sengit di kalangan gereja mengenai beberapa perbedaan pengajaran keimanan termasuk salah satunya hal penetapan Paskah dimana didalamnya ada perkara jumat agung, yang membuwat Kaisar Konstantin risau maka diadakan persidangan di Nicea tsb agar ada kesepakatan dan negara serta gereja tak terpecahkan karena perbedaan pendapat, dalam konsili tsb selain argumentasi tsb di atas ada argumentasi lain yang diangkat seperti berikut ini, Matius 12 : 40 , . Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Dalam bahasa aslinya kata kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Tiga hari tiga malam" berasal dari kata "Treis hemeras kai treis nyktas" Kita sering terkecoh dengan penerjemahan kata "hemeras" menjadi "hari" dalam bahasa Indonesia, atau "day" dalam bahasa inggris. seolah-olah maknanya menjadi "24 Jam" karena satu hari adalah 24 Jam. Makna asli kata "Hemeras" dalam bahasa Yunani adalah "Hari" yaitu Periode waktu ketika matahari terbit hingga matahari terbenam, atau ketika terang menyinari bumi. Dalam kitab Kejadian juga kita bisa melihat pendefinisian kitab suci apa yang dimaksud dengan kata "hari" dan apa yang dimaksud dengan kata "malam" Kejadian 1 : 5  Dan Allah menyebut Terang itu Hari (Yowm), welachoshekh qara laylah Dan gelap itu Malam (Laylah). Atau yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan : God called the light "day," and the darkness he called "night." Allah menyebut Terang itu hari, dan Gelap itu Malam. Jadi jika merujuk pada Matius 12:40 sebelumnya, maka yang disebut "tiga hari tiga malam" di ayat itu adalah "tiga kali terang dan tiga kali gelap". Apakah benar ketika jedah waktu antara Yesus wafat hingga Yesus bangkit mengalami tiga kali terang dan tiga kali gelap? Yesus wafat yaitu pada Jumat Sore, dan saat itu ada peristiwa-peristiwa alam yang tidak lazim. Markus 15 33-34, 33. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Terang dan Gelap Pertama : Pada saat Yesus wafat kegelapan menyelimuti bumi, inilah Gelap atau Malam yang pertama kali, Kemudian terang lagi, karena hari masih sore saat Yesus wafat, inilah terang atau hari yang pertama, Terang dan Gelap Kedua : Jumat Malam, menjadi Kegelapan atau malam yang kedua Sabtu Pagi, menjadi Terang atau Hari yang kedua. Terang dan Gelap Ketiga : Sabtu Malam, menjadi Kegelapan atau malam yang ketiga Minggu Pagi, menjadi Terang atau hari yang ketiga. Inilah tiga kali terang, dan tiga kali gelap seturut nubuatan Yesus "Tiga hari tiga malam", sebab memang Yesus bukan menyebut waktu 24 Jam dalam hal ini, tetapi jumlah "hari" (Kej 1:5) dan jumlah malam, jumlah gelap dan jumlah terang, tiga kali terang dan tiga kali gelap. Justru kalau memaknai "Tiga hari tiga malam" itu sama dengan 3 x 24 Jam maka orang yang mengajarkan demikian tidak memiliki pengetahuan akan pemaknaan bahasa asli kitab suci. Kemudian  Tiga hari tiga malam itu dihitung dalam penghitungan adat Yahudi waktu itu bukan penghitungan masehi seperti sekarang, shg pasti akan geseh bila diusahakan sama, kemudian hari terus muncul perdebatan apakah hari rebo atau jemuwah sebetulnya tidak perlu diperdebatkan, karena essensinya atau pokok pemikiran dasar atau intinya adalah Yesus sudah benar-benar wafat dan sudah bangkit. Silakan mempercayai hari apapun Yesus wafat, karena point ada di Yesus benar-benar wafat dan sudah bangkit. 2 Tesalonika 2:15 (TB)  Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran/tradisi yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.  Selamat mencerahkan nalar dalam sejarah tradisi suci, Selamat   Paskah sebab Dia bangkit ada hari esok.Tuhan memberkati, STT BAPTIS INJILI, CEPOGO, BOYOLALI, JATENG, 2020, TITUS ROIDANTO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun