Berpikir komputasional adalah keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh setiap individu untuk memecahkan masalah dalam karier, pembelajaran, hingga kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. Ada empat komponen utama berpikir komputasional yang sebaiknya dikembangkan sejak dini, yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan perancangan algoritma (Cattlin & Woollard, 2014). Keempat keterampilan ini dapat diajarkan melalui berbagai metode, termasuk penggunaan media pembelajaran dan demonstrasi, seperti melalui kegiatan peragaan dan lokakarya robotika.
Rentang usia siswa sekolah menengah atas (15-17 tahun) dianggap ideal untuk mulai mengasah kemampuan berpikir komputasional. Pembelajaran robotika, meskipun belum umum diterapkan di sekolah menengah atas, dapat menjadi sarana yang menarik dan efektif untuk membantu siswa mengembangkan kompetensi ini. Sayangnya, berpikir komputasional belum menjadi prioritas dalam tujuan pembelajaran di tingkat SMA, meskipun keterampilan ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat di era kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang.
Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengenalkan dan melibatkan siswa SMA dalam berpikir komputasional melalui pembelajaran robotika. Sistem kendali sederhana yang menggunakan sinyal kelistrikan tubuh seperti electrooculography (EOG) untuk mendeteksi gerakan bola mata atau electromyography (EMG) untuk sinyal otot (gambar 1-b hingga 1-d), menambah nilai pembelajaran dengan memperkenalkan aspek multidisiplin sains dan rekayasa kepada siswa. Dengan usia yang ideal, siswa SMA memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam keterampilan berpikir komputasional.
Penggunaan demonstrasi robotika sebagai media pembelajaran menawarkan peluang besar untuk menarik minat siswa, memungkinkan partisipasi aktif, dan memberikan pengalaman praktis secara langsung.
Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Jumat, 8 November 2024, mulai pukul 08.00 hingga 11.00, bertempat di ruang kelas SMA Alam Bandung. Sebanyak 25 siswa yang merupakan perwakilan dari berbagai tingkat kelas turut berpartisipasi dalam acara ini. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada konsep-konsep berpikir komputasional seperti dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, serta desain algoritma, sekaligus mengenalkan dasar-dasar robotika dan sinyal biopotensial tubuh (sinyal listrik tubuh).
Fokus pelatihan pada beberapa topik utama:
- Pengenalan Robotika: Penjelasan tentang dasar-dasar robotika, komponen utama, dan fungsinya.
- Aplikasi Berpikir Komputasional: Demonstrasi praktis tentang cara menyelesaikan masalah dengan pendekatan dekomposisi, pengenalan pola, dan desain algoritma menggunakan robot sederhana.
- Hands On/Prakatik Workshop: Siswa diajak untuk merakit dan memprogram robot sederhana menggunakan perangkat robotika yang telah disiapkan.
- Sistem Kendali Sederhana & Biopotensial Tubuh: Pengenalan pada konsep kendali berbasis sinyal kelistrikan tubuh sebagai salah satu implementasi multidisiplin dalam sains dan rekayasa.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan berbagai temuan yang dapat dijadikan dasar untuk evaluasi dan pengembangan di masa mendatang. Berdasarkan evaluasi pascapelatihan, sebagian besar peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam memahami konsep serta penerapan robotika untuk mendukung pengembangan keterampilan berpikir komputasional. Peserta yang awalnya kurang mengenal robotika kini telah memahami dasar-dasar pengoperasiannya, seperti pengenalan komponen, pemrograman dasar, dan penggunaan robotika dalam menyelesaikan masalah.Â
Program pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengenalan robotika sebagai sarana pembelajaran telah berhasil memenuhi tujuannya dalam meningkatkan kemampuan berpikir komputasional siswa di Sekolah Menengah Atas Alam Bandung. Melalui kegiatan ini, siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai dasar-dasar robotika serta cara memanfaatkan teknologi untuk memecahkan masalah secara kreatif dan logis. Temuan kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis robotika efektif dalam meningkatkan minat siswa terhadap bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, sekaligus mendorong pola pikir multidisiplin.
Antusiasme dan keterlibatan aktif siswa selama kegiatan mencerminkan kebutuhan sekaligus minat yang tinggi terhadap pengembangan kemampuan berpikir komputasional. Robotika, sebagai alat bantu pengajaran, memberikan pengalaman langsung yang berharga, yang tidak hanya memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep abstrak, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh bidang teknologi dan teknik.
Namun, tantangan muncul dalam upaya menjaga kesinambungan pembelajaran ini di luar program pengabdian, mengingat keterbatasan akses terhadap perangkat robotika di sekolah. Oleh karena itu, disarankan untuk mengadakan program lanjutan yang mencakup pendampingan serta pengadaan perangkat robotika yang ekonomis. Langkah ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk terus mengasah kemampuan berpikir komputasional mereka secara mandiri dan berkesinambungan.