UMKM Biting Jaya, yang berlokasi di Kasembon, Kabupaten Malang, menghadapi tantangan besar dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Sebagai produsen biting (tusuk sate), UMKM ini hanya mampu memproduksi 1 ton biting per minggu dari permintaan sebesar 5 ton. Keterbatasan mesin produksi serta ketergantungan pada tenaga manusia dan alat sederhana menjadi kendala utama dalam proses produksi mereka.
MALANG --Melihat permasalahan tersebut, tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Dr. Makbul Muksar, S.Pd., M.Si., hadir dengan solusi inovatif berupa Smart Container berbasis IoT untuk pengawetan biting. Inovasi ini didukung oleh pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), yang memungkinkan pengembangan teknologi modern untuk mendukung produktivitas UMKM. Teknologi smart container memungkinkan proses pengawetan biting menjadi lebih efisien dan otomatis, memanfaatkan sensor suhu, kelembapan, serta pengaturan waktu yang terintegrasi dengan sistem IoT. Dengan inovasi ini, kualitas biting dapat dipertahankan dengan lebih baik, dan proses produksi dapat ditingkatkan secara signifikan.
"Kami melihat bahwa UMKM Biting Jaya memiliki potensi besar dalam industri ini, tetapi mereka masih terkendala oleh keterbatasan teknologi. Oleh karena itu, kami memperkenalkan inovasi smart container berbasis IoT yang diharapkan dapat mempercepat proses produksi, menjaga kualitas produk, dan meningkatkan daya saing mereka di pasar," jelas Dr. Makbul Muksar, Ketua Tim Pengabdian dari Universitas Negeri Malang.
Program pengabdian ini melibatkan beberapa anggota tim, termasuk Dr. Yuni Rahmawati , S.T., M.T., Dr. Oktavia Sulistina, S.Pd., M.Pd., dengan mahasiswa Muhammad Fazlur Rahman Addakhil, Tito Al Afrin Uwais, dan dibantu oleh Nuzul Zaeni Eki Ramdhanu. Tidak hanya memberikan teknologi, tim juga memastikan bahwa para pengelola UMKM mendapatkan pelatihan tentang penggunaan smart container serta edukasi mengenai sistem pengawetan modern ini.
Jumadi, pemilik UMKM Biting Jaya, menyatakan bahwa inovasi ini sangat membantu dalam mempercepat proses produksi dan menjaga kualitas tusuk sate, terutama dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.
"Sebelumnya, kami sering kesulitan buat menuhin permintaan mas, terutama kalau agen besar tiba-tiba minta biting dalam jumlah banyak, dan mereka selalu pengen biting yang putih bersih tanpa jamur. Kalau biasanya cuma bisa 50-100 kg per pengawetan, dengan alat ini, paling nggak bisa sampai 200 kg sih mas" ungkap Jumadi, pemilik UMKM Biting Jaya.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Jum'at, 11 Oktober 2024 dengan melibatkan tim teknis dari Universitas Negeri Malang. Teknologi smart container ini dirancang untuk secara otomatis memonitoring suhu, kelembapan, dan waktu pengawetan di dalam wadah. Hal ini memastikan bahwa tusuk sate yang dihasilkan tetap steril, berkualitas tinggi, dan lebih tahan lama selama penyimpanan.
"Kami juga memastikan bahwa teknologi ini bisa dioperasikan dengan mudah oleh para pekerja UMKM. Pelatihan yang kami berikan dirancang untuk memastikan mereka dapat menjalankan teknologi ini secara mandiri, sehingga inovasi ini bisa berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Dr. Makbul Muksar
Diharapkan, inovasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas biting, tetapi juga membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Dengan peningkatan kapasitas produksi, UMKM Biting Jaya dapat memperluas pasarnya ke wilayah yang lebih luas dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.