Punya target 58% untuk RK-Suswono, Jokowi hadir ke Jakarta untuk deklarasi dukungan pada pasangan calon nomor urut 01 di Pilkada DKJ ( Daerah Khusus Jakarta). Sikap keberpihakan Jokowi bukan hanya terjadi di Jakarta, banyak daerah lain yang cakada dari koalisi KIM+ merapat dan mendapat dukungan Jokowi. Residu pilpres yang lalu menjadi ajang polarisasi yang cukup besar dari pro dan kontra dengan manuver orang yang dijuluki raja jawa ini. Jateng, Sumut, Solo hingga Tegal menjadi arena perang yang jika dipandang secara kekuatan logistic seharusnya tidak seimbang. Jokowi dan PDIP yang berpisah jalan terus menerus menggelar pertarungan untuk “mengamankan diri” 5 tahun kedepan.
Siasat Jokowi yang jelas terang-terangan melakukan “endorsement” pada sebagian cakada ini menimbulkan gejolak yang besar. Sebagian pihak menilai sikap yang dilakukan Jokowi adalah penurunan kelas sebagai tokoh publik yang seharusnya mencerminkan sebagai negarawan, sebagian lain menilai ini adalah bentuk pengakuan public terkait penokohan dan kepercayaan pendukung Jokowi yang masih sangat besar. Jokowi melakukan hal ini tidak pada semua tempat yang melakukan pilkada hari ini, lebih kepalah “lahhan basah” yang dinilai mengalami ancaman besar untuk dikuasai partai banteng. Jakarta dalam kurun waktu 12 tahun terakhir menjadi wadah bursa calon presiden yang akan datang, hal ini sedikit banyak mengganggu masa pensiun Jokowi di solo meskipun telah berhasil jegal Anies dengan menarik 2 partai besar dibelakangnya ke pemerintahan.
Kontestasi yang terjadi di Jakarta hari ini sebenarnya adalah pertarungan antara Jokowi dan mantan kolega selama 25 tahun terakhir di partai banteng, kekuatan banteng merah semakin besar setelah mendapat dukungan keberpihakan Anies dan simpatisanya. Anies ketika pilpres 2024 memang hanya memiliki kurang lebih 24% suara, namun Jakarta adalah salah satu wilayah yang secara mayoritas dikuasai Anies. Residu politik pilkada DKI Jakarta 2017 kian terkikis dengan bertemunya dua simbol politik masa itu, Ahok dan Anies bertemu secara kepentingan hari ini dengan dukungan kepada pasangan Pramono dan Rano Karno. Hal ini semakin mendorong Jokowi untuk lebih besar menunjukan intervensi dan dukunganya secara vulgar terhadap salah satu calon.
Kesaktian itu akan dapat kita uji hari ini, pilkada serentaj 2024 menjadi pintu awal konstelasi menuju pemilu 2029. Raja jawa dan keluarganya yang belum punya kendaraan kelas A kini perlu menjaga kekuatanya untuk meneruskan hegemoni hingga 2029 mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI