Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iklan, Cermin Perilaku Bangsa

17 November 2022   08:44 Diperbarui: 18 November 2022   10:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                TERSEBUTLAH pada suatu hari, sebuah keluarga muda bahagia dengan dua putri balita cantik lucu dan cerdas sedang dalam perjalanan di tengah kota Tangerang.  Saat berhenti di perempatan oleh sebab lampu lalu lintas menyala merah, si putri sulung serta merta membaca tulisan yang banyak bertebaran ditempel di tiang listrik, dan tak luput tertempel pula di tiang lampu lalu lintas.  "Ayah, itu apa sih artinya dijamin alat vital panjang dan tahan lama?".  Sang ayah terhenyak sambil menatap iklan liar kurang ajar, yang di bawahnya tertera nomor telpon.

                Dengan tangkas sang ayah mengalihkan perhatian si sulung dengan menunjukkan  polisi yang sedang sibuk mengatur lalu lintas, namun si bungsu yang juga penasaran ikut mengejar, "Iya Ayaah, apa sih?" .  Giliran sang ibu menggelitiki si bungsu hingga terpingkal-pingkal kegelian.  Selanjutnya keluarga tersebut diselamatkan oleh lampu lalu lintas yang menyala hijau, dan keringat dingin mengucur ditubuh sang ayah.

DALAM sebuah kunjungan kerja ke kota Surakarta di Jawa Tengah, para pesertanya yang merupakan sebuah organisasi yang mengurusi perburuhan di Kota Tangerang, sibuk berceloteh menanggapi iklan minuman beralkohol yang terpampang tanpa malu-malu di papan reklame tengah kota.

                Serta merta ramailah silang pendapat di antara mereka, karena konon alasannya di Tangerang Raya yang terdiri dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan perlakuan terhadap minuman keras berbeda antara satu dan yang lainnya.  Memang pada prinsipnya pemerintah daerahnya sepakat untuk melarang iklan minuman keras, namun mengenai penjualannya sendiri berbeda antara satu dengan lainnya.  Untuk di kota Tangerang, penjualan minuman keras dilarang, namun geser sedikit ke wilayah kabupaten, penjualan minuman keras bebas merdeka.  Akibatnya, jika orang kota ingin meneguk minuman beralkohol tersebut, cukup menyeberang ke wilayah kabupaten dan beli minuman di sana.  Pilihannya lengkap, bisa beli untuk dibawa pulang, atau minum di tempat.  Jadi, cerita minum di kabupaten mabuknya di kota bukan cerita dongeng lagi adanya.

                Di daerah Pekalongan, sebuah merek deterjen terpaksa menelan pil pahit, berupa teguran keras dari masyarakat oleh sebab di baliho mereka menggambarkan jemuran pakaian.  Hanya saja jemuran pakaiannya lengkap, dari mulai pakaian luar hingga pakaian dalam.  Nah...di sinilah masalahnya, menurut para pemrotes, gambar pakaian dalam, yang kebetulan pakaian dalam tersebut milik wanita merupakan pelanggaran kesusilaan.  Tidak dijelaskan lebih lanjut, apakah juga termasuk pelanggaran kesusilaan jika yang ditampilkan gambar pakaian dalam milik kaum pria atau milik para bayi.

                Perlakuan terhadap iklan minuman keras, tak berbeda jauh dengan iklan produk rokok.  Namun dalam iklan produk rokok yang tidak diperbolehkan adalah menampilkan gambar orang sedang merokok, alasannya konon dengan menggambarkan orang sedang merokok sama saja halnya dengan mengajarkan anak-anak untuk merokok.  Alasan yang masuk akal, terlepas dari masih dibiarkannya para ahli hisap menghisap tersebut berkeliaran seantero pelosok negeri dan tanpa malu-malu merokok di depan anak balita sekalipun, dan tak peduli para ibu dan para istri jengkel bukan buatan atas perilaku kaum tak tahu diri dan tak tahu diuntung tersebut.

Iklan

                Periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasive tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat.  Periklanan itu sendiri dalam implementasinya merupakan alat pemasaran yang digunakan oleh para penjual produk dalam berbagai bentuk, bisa melalui media dalam ruang maupun media luar ruang.  Televisi, radio, koran dan lain sebagainya merupakan media dalam ruang.  Namun billboard, papan reklame maupun layar televisi berukuran raksasa yang dipasang di tempat terbuka dan di lokasi-lokasi strategis merupakan media luar ruang.  Bahwa materi iklan yang disampaikan, baik materi yang ada di dalam ruang maupun luar ruang kadang kala kurang sesuai dengan adab kesusilaan atau bahkan melanggar aturan, itu tak bisa dipungkiri.  Namun demikian, akan lebih bermasalah jika materi tersebut terdapat di media iklan yang berada di luar ruang, oleh sebab akan terlihat oleh sekian ribu pasang mata, di tengah kota dan dengan mudah menjadi sasaran pemberitaan media massa yang akibatnya akan tersebar ke seluruh negeri.

                Inilah yang terjadi dengan iklan-iklan luar ruang untuk produk minuman keras, rokok atau detrerjen yang telah disebutkan di atas.

                Iklan minuman keras, iklan rokok dan iklan deterjen bisa dihujat habis-habisan, jika mereka melanggar aturan, karena otoritas yang mengizinkan pemasangan iklan tersebut jelas ada dan keberadaannya.  Jadi manakala masyarakat menyampaikan keberatan, pemerintah daerah setempat atau instansi yang memberi izin dapat serta merta memerintahkan pemasang iklan untuk menurunkan iklan yang dihujat tersebut.  Namun bagaimana halnya dengan iklan-iklan liar, yang pemasangannya tidak pernah minta izin kepada siapapun.  Bahkan pemasangannya pun dapat dipastikan dilakukan tengah malam, saat tak ada petugas tata kota yang  melihat.  Tahunya, tatkala pagi menjelang, iklan liar tersebut yang hanya berupa tulisan di atas sehelai kertas bertebaran di seantero tiang-tiang listrik yang ada di kota, bahkan tak luput juga di bidang-bidang kosong berupa pagar, atau dinding gedung.

                Yang lebih celaka, iklan-iklan liar tersebut sama sekali tidak mentaati keindahan tata ruang, baik dari segi pemasangannya maupun kata-kata yang tertulis.  Jadi dari iklan sedot WC, pijat refleksi sampai iklan obat kuat perkasa khusus dewasa terpampang tanpa malu-malu dengan bahasa yang vulgar-sevulgar vulgarnya.  Bikin jengkel sekaligus was was para orang tua yang memilki anak balita yang sudah bisa membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun