Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Rumput Tetangga Tampak Lebih Hijau, Periksa Dulu Tagihan Airnya

6 November 2020   16:24 Diperbarui: 6 November 2020   16:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu atau dua, ada juga pengusaha yang menjadi senewen, atau setidaknya merasa menyesal mengapa dulunya dilahirkan sebagai pengusaha, bukan dilahirkan sebagai virus corona, yang sekarang ditakuti oleh orang sedunia.

Kebiasaan manusia saling melihat dan menilai kehidupan orang lainnya, biasa disebut "sawang sinawang" pada hakekatnya memiliki dua sisi, negative dan positif.  Bagi kaum berpunya yang menyaksikan kaum marjinal yang tidak seberuntung dirinya, kemudian mensyukuri hidupnya dan selanjutnya berempati dan berupaya membantu semaksimal mungkin kaum marjinal tadi, itu merupakan sisi positif.

Namun sebaliknya, bagi kaum yang merasa kurang beruntung, kemudian menyaksikan kaum berpunya yang berkelebihan hidupnya, untuk selanjutnya mengutuki nasibnya, menyalahkan Tuhan seru sekalian alam yang pada akhirnya membuat dirinya sakit jiwa serta raga, itu merupakan efek negative dari kebiasaan saling melihat kehidupan orang lain.

Jadi alangkah baiknya, bagi kaum berpunya, yang jika tak mampu membantu kaum yang kurang beruntung, hentikanlah pamer kemewahan hidup melalui konten-konten youtube dan sejenisnya.  

Apalagi dengan pamer kemewahan yang kemudian diunggah sedemikian rupa dengan embel-embel pemasangan iklan, akan menghasilkan uang yang sangat besar.  

Sementara kemewahan yang dipertontonkan disaksikan jutaan orang yang tidak semuanya kaya, dan boleh jadi semakin menderita melihat kemewahan yang sulit untuk dijangkau oleh dirinya. 

Bagi kita yang kurang beruntung, hentikanlah melihat kehidupan orang yang lebih baik dari kita jika hanya akan menimbulkan rasa tak enak hati yang berlebihan.  

Lihatlah kehidupan orang sukses hanya semata-mata untuk dicontoh bagaimana mereka mencapai kesuksesan tersebut.  Jangan ikuti perasaan hati pada umumnya, yang senantiasa melihat apa yang dimiliki oleh orang lain pasti lebih baik dari kita.  

Contohnya, banyak orang yang melihat istri tetangganya lebih cantik dari istrinya sendiri, padahal tetangga tersebut sudah bosan bukan buatan dengan istrinya yang dianggap cantik oleh tetangganya tersebut.  

Banyak orang yang melihat dengan silau dan rasa iri terhadap tetangganya yang lebih kaya, padahal tetangga tersebut justru sedang merana nasibnya oleh karena sesuatu dan lain hal yang tidak elok disebut di sini. 

Alangkah baiknya, jika kita melihat tetangga beristri cantik, cari tahu juga bagaimana cara mereka mendapatkan dan merawat istrinya tersebut agar betah hidup dengannya.  Agar kita paham, berapa besar dana yang dibutuhkan untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun