Tidak hanya itu, bapak dan ibu pun bersyukur karena masih banyak yang memberikan perhatian pada Budi, dengan harapan agar Budi terus berkembang meski pendidikan sekolah tidak lagi ia dapati. Sebab dengan kondisi ekonomi yang kurang mencukupi, mereka tetap tulus, menyayangi Budi tanpa membandingkan, serta tak sedikitpun mengeluh pada Tuhan. “Merawat anak disabilitas kuncinya adalah sabar, berdoa terus agar mereka bisa sukses dan berbakti sama orang tua.” Terang bapak disela-sela kegiatan menggorengnya. Ia pula menerangkan bahwa dukungan orang tua menjadi cara terbaik dalam merawat anak disabilitas.
Raksasa kembali menangis, cipratnya hingga ke selasar kantor desa. Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna dalam acara Workshop Dana Desa yang Berpihak pada Anak dan Pelepasan Peserta Youth Live in, Rabu (28/11) menyampaikan bahwa kabupaten sedang bergiat untuk melakukan program-program bagi para penyandang disabilitas, utamanya dengan pemerataan RBM di seluruh desa di kabupaten.
Dalam kesempatan ini pula, Umbara menyampaikan bahwa ia telah menganggarkan 50 miliar atas kerjasama dari beberapa perusahaan, untuk program bedah 200 rumah bagi penyandang disabilitas berprestasi dengan ekonomi menengah ke bawah. Salah satunya telah diwujudkan kepada Rahmat, 25, seorang disabilitas yang memiliki prestasi dalam bidang desain gaun dan pakaian.
Menurut data yang dikumpulkan oleh RBM, Budi merupakan satu dari 55 anak disabilitas di desa tersebut. Perlahan bakatnya mulai dieksplorasi, salah satu bentuknya yaitu dengan tampil memainkan djimbe di hadapan bupati dalam acara Pelepasan Peserta Youth Live in ini. Sedikitnya ada dua harapan Budi, tetap rajin membantu orang tua, dan menjadi pemusik di masa depan kelak.
Umbara dalam pidatonya menyampaikan bahwa pemerintah tengah berusaha maksimal untuk hal ini. Ia pun berpesan bahwa setiap disabilitas membutuhkan perhatian dan sinergi dari banyak pihak, terutama keluarga dan masyarakat. Mereka bukan untuk dikasihani, tapi tuntun agar berdikari. Mandiri dan berdiri di kaki sendiri. Lanjutnya.
*Nama anak telah diubah untuk melindungi identitas.
@tokads, Peserta Youth Live in IDEAL 2018
Tulisan ini meraih penghargaan feature sensitif terbaik yang dikurasi oleh Save The Children dan Tempo Institute.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H