Mohon tunggu...
Ahmad A
Ahmad A Mohon Tunggu... -

bukan siapa siapa , tapi siapa yang bukan pasti siapa , hahahaha

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Intoleransi dan Masalah Baru (Curhat)

23 Juni 2013   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udah kali keberapa saya membaca artikel menyuarakan adanya intoleransi mayoritas kepada minoritas ,topiknya selalu diulang ulang oleh orang yang berbeda, tujuannya mulia mengajak dan menghimbau untuk menghormati perbedaan .Hampir tiap hari ada saja yang bikin artikel serupa , bahkan ada artikel yang diberi sentuhan sentuhan bernada menghujat kepada kaum mayoritas . bahkan ketika momennya udah lama berlalu tetap masih ada saja yang menyuarakan hal serupa , gaungnya seolah tidak pernah berhenti . Efektif kah himbauan himbauan seperti ini untuk mencapai tujuan mulia tsb?
jawabnya bisa iya bisa tidak .
Ketika orang-orang selalu disuguhkan sesuatu yang sama dan terus diulang-ulang . Kasusnya sama spt kita dijejali makanan yang sama tiap hari itu itu aja , otomatis kita bosan bahkan tidak sedikit orang yang memuntahkan lagi makanan tsb.
Sama halnya dengan artikel seperti itu ,tiap hari diulang ulang meski oleh orang yang berbeda ,maka yang merasa dihimbau akan merasa ini berlebihan, apalagi artikel yang ditambah bumbu bumbu yang boleh dikatakan balik menyerang .Sadar nggak sadar justru itu akan memperkeruh keadaan. Himbauannya secara tidak langsung malah akan menciptakan masalah baru yaitu rasa tidak percaya .
Seperti halnya pengalaman saya berikut ini :

di kehidupan, saya tumbuh besar di lingkungan yang terdiri dari tiga agama berbeda ,saya juga berteman baik kepada tetangga saya yg beda agama . Lingkungan
kami sangat damai dan tidak pernah ada masalah tentang perbedaan agama .Ketika hari kebesaran agama masing masing pun kami saling mengunjungi ,
Sampai sekarang kami masih saling menghormati , walaupun begitu sekarang aku sudah mulai ogah ogah an melanjutkan persahabatan dengan anak tetangga ku tsb sebut saja namanya si A, saya sampai detik ini masih bersahabat dengan si A .Hanya saja rasa percaya saya kepada si A perlahan lahan mulai berkurang .Sama sekali bukan karena kesalahan dia ,saya hanya takut jangan jangan dia seperti orang orang yang menghujat agama saya di forum forum internet tapi berpura pura baik di kehidupan nyata. Rasa percayaku mulai berkurang ketika saya mulai banyak membaca artikel artikel yang bernada menghimbau sekaligus menghujat agama saya .Mereka lebih banyak yang suka menyalahkan agamanya daripada oknumnya. Bahkan di kompasiana ini hampir tiapa hari saya temukan artikel arikel serupa. Ada yang bahasanya halus ada juga yang kasar ,karena sering baca artikel seperti itu , membuat saya jadi was was terhadap sahabatku sendiri ,pikiranku itu terbentuk sendirinya oleh karena artikel artikel himbauan/hujatan tsb ,saya takutnya mereka sama saja semua ,cuma baik saat ketemu tapi saat di internet mereka berlomba lomba menghujat . Jujur saya sekarang mulai mengurangi pergaulan dengan orang orang yang berbeda agama .
Saya takut nya siapa tau aja orang yang selama ini saya anggap sahabat dan saya sayangi malah ternyata dia hanya berpura pura .
Saya hanya tidak mau itu terjadi pada saya. ditikam dari belakang oleh sahabat sendiri.

Mungkin saya adalah salah satu contoh kecil dari hilangnya rasa percaya yang selama ini tertanam bertahun tahun .Saya tidak akan menyalahkan siapa siapa .Tapi jangan sampai dengan himbauan himbauan yang dirasa berlebihan ini akan menghilangkan rasa percaya lebih banyak lagi orang orang yang selama ini menyangi kaum minoritas. Saya berharap semoga kejadian itu hanya terjadi pada saya .Semoga cuma saya orang satu satunya yg seperti itu ,saya tidak ingin lebih banyak lagi orang yang seperti saya.

Sekian curhat saya

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun