Mohon tunggu...
Tito Aribowo
Tito Aribowo Mohon Tunggu... -

always trying to inspiring people

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kerja Keras Garuda

21 Desember 2010   14:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tersebut nama Irfan Harrys Bachdim, seorang Belanda yang mempunyai darah Indonesia. Beberapa hari ini kita selalu mengeluk-elukan namanya ketika dia bermain untuk timnas Indonesia di ajang piala AFF. Ini adalah kali pertama Bachdim memperkuat timnas setelah dinaturalisasi dan langsung tampil memikat. Punya kecepatan, visi bermain, teknik sepakbola yang mungkin bisa dibilang di atas pemain Indonesia lainnya.
Apa ini? Kenapa dia bisa bermain sebaik itu? Dia Indonesia juga yang secara kebetulan tinggal dan tumbuh di Belanda. Bakat? Mungkin, tapi apa di negeri yang punya 237,56 juta manusia yang tinggal dan memiliki darah yang sama ini tidak ada yang mempunyai bakat sebesar Bachdim? Apa Bachdim yang terpilih untuk memiliki bakat itu?
Thomas Alfa Edison pernah bilang, bakat hanya hanya punya peran 1% dalam kesuksesan, 99% yang lainnya adalah kerja keras. Yup, kerja keras, mungkin itu satu kata kunci yang harus kita perhatikan. Atau dalam skala yang besar kita akan berurusan dengan pembinaan.
Saya adalah seseorang yang sangat optimis dengan kemampuan manusia-manusia negeri ini. Sangat tidak masuk akal kalau diantara banyak orang di negeri ini, tidak bisa membentuk sebuah timnas yang berisikan 25 orang dengan talenta hebat. Tapi kenapa prestasinya makin mundur saja? Kembali lagi ke kata kunci tadi, kerja keras dan pembinaan.
Kenapa Bachdim bisa berkembang begitu jauh karena dia terbiasa dengan sistem dan level pembinaan yang bagus. Itu yang saya rasa tidak dipunyai negeri ini. Tidak ada yang bisa dibentuk dalam satu malam, begitu pula talenta-talenta besar yang sebenarnya Indonesia punya. Jika bakat kita analogikan sebagai tanah liat, maka harus ada sesuatu yang membentuknya menjadi sebuah benda yang berguna. Ketika hal itu tidak tersedia, maka tanah liat akan selalu jadi seoonggok tanah liat, tidak perduli betapa liatnya tanah itu. Garuda-garuda kecil ini harus diajari terbang, supaya mereka bisa mengibarkan merah putih di langit dunia.
Dan lagi-lagi jangan selalu memojokkan pemerintah. Kerja keras dari setiap individu juga harus tetap jadi nomor satu. Sistem yang bagus tidak akan berjalan ketika mesin-mesinnya tidak mau bekerja dengan baik. Tidak pernah kenal lelah dalam berlari, pantang menyerah ketika bola harus berada di kaki lawan, mentalitas seorang juara dikuatkan ketika berada satu bola dibawah lawan. Ketika semua bisa dikuasai akan terlihat betapa hebatnya kemampuan diri.
Bahwa bakat adalah penting iya, tapi bakat adalah penyempurna. Untuk membangun sesuatu yang besar diperlukan kerja keras. Kalo kita mengacu pada seorang Bachdim, bukan Indonesia yang tidak punya bakat, tapi apakah Indonesia sudah bekerja keras?
Ya, saatnya terbang Garuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun