Tidak terasa, sudah sekitar setahun saya menjadi Kompasianer. Bagi yang belum tahu, akun saya memang dibuat tahun 2019, tapi baru aktif nulis tahun kemarin 2021.
Bulan Januari 2021, jadi ajang uji coba saya yang membuat saya paham, menulis di Kompasiana harus rajin. Alhasil di bulan Februari saya mulai gencar menulis.
Usaha tidak khianati hasil, saya menjadi 5 Kompasianer terpopuler di tahun 2021 kemarin. Hingga saat ini, total keterbacaan artikel saya mencapai hampir 560 ribu viewers dari 439 artikel.
Di awal bulan Februari ini, tepat di Hari Imlek, status akun saya berubah menjadi seorang Penjelajah. Kalau dilihat dari Kompasiana, saya sudah berada di 50%, tengah-tengah.
Saya tidak paham kenapa Kompasiana memilih nama Penjelajah sebagai salah satu indikator status Kompasianer. Ada beberapa hal yang mempengaruhi poin saya sebagai Kompasianer hingga menjadi penjelajah.
Bisa jadi saya terlalu seneng nulis. Kebanyakan memang saya menulis tentang Marvel, sosmed, dunia digital atau sesuatu yang sedang viral di sosmed. Jika sudah terlalu senang nulis ya hal sepele kayak gini jadi tulisan.
Perubahan status akun Kompasiana ini ternyata juga sama dengan status kehidupan kerjaan saya. Di umur saya yang sudah kepala 3 ini, saya masih menjadi seorang explorer.
Dari 11 tahun saya bekerja, paling lama batas saya berada di suatu perusahaan ternyata hanya 5 tahun. Saya sudah menjalani pekerjaan 5 tahun ini di dua perusahaan yang berbeda.
Ibarat pemilihan presiden, saya sudah dua periode dan waktunya ganti. Karena setiap 5 tahun, saya berpindah tempat kerja lagi, hingga kini 11 tahun berkarya.
Sayangnya ini bukan pilpres. Ini sebuah realita hidup saya yang menjadi seorang penjelajah berganti tempat kerja. Saya menjelajahi berbagai jenis pekerjaan, mulai guru, editor, kameramen, jurnalis, hingga Social Media Specialist.