idul fitri kita selalu kembali menjadi suci? Bagaimana kita tahu jika kita berhasil kembali jadi suci?
Sebenarnya saya sering kali bertanya ke diri saya sendiri, benarkah setiapApa makna suci itu? Sepele tapi tentu perlu dipikirkan cukup dalam tentang itu semua. Lalu bagaimana jika selama bulan ramadan ada si fulan yang tidak menjalankan amalan, apakah tetap suci di hari idul fitri?
Suci sendiri berarti bersih tanpa adanya noda. Untuk bersuci, kita diminta untuk membersihkan diri sendiri. Bagaimana cara membersihkan diri dari sesuatu yang tak nampak.
Ternyata bersuci bermakna luas, tidak hanya sebatas membasuh muka ataupun badan untuk terlihat bersih dari segala kotoran ataupun noda.
Bersuci juga bisa berarti kita membersihkan segala macam noda atau kotoran dalam hati dan pikiran kita. Caranya, ya melakukan berbagai amalan di bulan puasa.
Menjaga lisan itu juga bisa bermakna bersuci mulut kita dari segala kotoran yang kita keluarkan saat bertutur. Semakin sering kita tidak menjaga tutur, kita semakin menumpuk kotoran dalam mulut kita.
Begitu juga jaga hati dan pikiran selama berpuasa. Ini noda yang akan susah hilang jika kita tidak mampu menjalankan amalan saat di bulan ramadan.
Dari hal itu semua, bisa diambil kesimpulan jika bersuci tidak hanya membersihkan diri dengan membasuh tetapi juga melakukan berbagai amalan amalan agar noda-noda dalam hidup kita hilang.
Jadi jika kita ingin bersuci atau ingin kembali suci saat di hari yang fitri, berarti selama bulan ramadan kita harus melakukan banyak amalan agar saat di hari fitri bisa kembali suci.
Makna hari fitri akan benar-benar terwujud jika kita memahami itu semua. Tidak hanya sebatas kita menahan hawa nafsu dan menahan lapar saja. Bersuci di bulan ramadan bermakna luas.
Oleh karena itu, yang patut kita pertanyakan, apakah kita sudah yakin kita sudah cukup bersihkan diri agar kembali ke fitri saat di hari kemenangan.