Belum tahu, apakah akun instagram All England hilang akibat ulah netijen Indonesia atau bukan. Tapi melihat beberapa waktu terakhir, bukan netijen Indonesia jika tidak bikin ramai di sosial media.
Kemungkinan besar ini akibat "jempol sakti" netijen Indonesia sebagai bentuk protes akibat dilarangnya Timnas Bulutangkis Indonesia tampil di All England. Meskipun sudah berlangsung beberapa waktu lalu, nampaknya warganet Indonesia belum puas.
Sebelumnya Timnas Indonesia "dipaksa" tidak boleh tampil usai pemberitahuan dari otoritas kesehatan negeri Ratu Elizabeth II melarang wakil Indonesia untuk unjuk kemampuan. Musababnya pelarangan itu karena berdasarkan tracing kontak erat, satu penumpang pesawat yang ditumpangi wakil Indonesia terdapat pasien positif. Oleh karena itu, seluruh tim Indonesia dilarang tampil.Â
Namun bukan karena hal itu saja yang membuat warganet geram. Beberapa wakil negara lain yang kedapatan hasil tes swab dengan hasil positif, hanya diminta tes swab ulang keesokan harinya dan berubah negatif. Sedangkan bagi wakil Indonesia, tidak ada tes swab ulang.
Selain itu, berbagai cerita keluh kesah atlit bulutangkis wakil Indonesia dan official tim muncul silih berganti yang mendapatkan perlakuan tidak mengenakan oleh panitia pertandingan. Berbagai cerita ini menambah emosi warganet menjadi besar.
Hari ini, akun resmi Instagram All England menghilang. Hilangnya ini mungkin karena report massal yang dilakukan oleh netijen +62 yang begitu masif.
Tercatat dalam 3 bulan dalam tahun ini, banyak pihak yang sudah merasakan "jempol sakti" warganet Indonesia. Mulai dari Microsoft, Dayana, pemuda Korea hingga Grand Master Catur Levy Ghotam Chess.
Bahkan, hingga sekarang Dayana masih saja mendapatkan "jempol sakti" warganet Indonesia. Beberapa hari yang lalu dia mengeluhkan akun tiktoknya kena banned. Menurut Dayana, itu karena ulah warganet Indonesia.
Dari Data Digital 2021, Indonesia masuk ke dalam 10 besar pengguna sosial media dengan jumlah waktu terbanyak dalam sehari. Tercatat, rata-rata warganet Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 3 jam per hari.
Catatan ini jauh diatas rata-rata global pengguna sosial media yang menghabiskan waktu 2 jam 25 menit dalam sehari.